Perbandingan Berbagai Jenis Lemak Untuk Induksi Penyakit Steatohepatitis Non Alkohol (Studi Tikus Percobaan)
Abstract
Hiperkolesterolemia dapat memicu terjadinya non-alchol fatty liver disease (NAFLD), kondisi ini terjadi melalui mekanisme penumpukan kolesterol pada hati. Terdapat beberapa metode induksi hiperkolesterolemia pada beberapa model hewan tertentu, dengan berbagai jenis lemak seperti kuning telur ayam, kuning telur bebek, kuning telur puyuh, margarin, dan mentega.
Tujuan penelitian: Mengetahui jenis lemak (kuning telur ayam, kuning telur bebek, kuning telur puyuh, margarin, dan mentega) yang paling efektif untuk menimbulkan penyakit steatohepatitis non alkohol.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain post-test only control group dengan menilai hiperkolesterolemia dengan gambaran histopatologi hepar pada tikus yang diinduksi kuning telur, mentega, dan margarin. Organ hepar disimpan dalam formalin 10% dan dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE). Pembacaan preparat berdasarkan kriteria NAFLD activity score (NAS). Analisis data menggunakan Kruskal-Wallis Test dengan post-hoc Mann-Whitney U.
Hasil: Rata-rata hasil pengamatan histopatologi hepar dengan kriteria NAS 0,20
± 0,447 (aquades), 1,00 ± 0,000 (kuning telur ayam), 0,60 ± 0,547 (kuning telur
bebek), 0,60 ± 0,547 (kuning telur puyuh), 1,00 ± 0,707 (mentega), dan 0,20 ± 0,447 (margarin). Hasil uji statistik pada kriteria inflamasi lobus dan NAS menunjukkan tidak signifikan. Sedangkan, hasil uji statistik pada derajat degenerasi balon terdapat perbedaaan secara statistik dengan p=0,031.
Kesimpulan: Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa, induksi menggunakan mentega dan kuning telur ayam merupakan induksi yang paling efektif dari induksi lemak lainnya (kuning telur puyuh, kuning telur bebek, dan margarin) dan berpotensi untuk menyebabkan stetaohepatitis non alkohol pada tikus.
Collections
- Medical Education [2279]