dc.description.abstract | Minyak jelantah adalah minyak yang berasal dari minyak nabati maupun hewani yang
sudah melalui proses penggorengan berulang-ulang sehingga dari komposisi kimianya
mengandung senyawa-senyawa bersifat karsinogenik dan merusak lingkungan. Di lain hal,
minyak jelantah dapat dikonversi menjadi sumber energi bahan bakar terbarukan yakni
biodiesel. Bahan ini diubah menjadi metil ester asam lemak yang diproduksi melalui proses
transesterifikasi dengan alkohol menggunakan katalis atau melalui proses transesterifikasi
langsung asam lemak hasil hidrolisis minyak dengan alkohol. Penelitian ini dilakukan melalui
perencanaan alat dan uji laboratorium dengan metode transesterifikasi menggunakkan batch
reaktor dengan katalis basa heterogen Kalsium Oksida (CaO). Pengujian dilakukan dengan 2
(perlakuan) yang berbeda berdasarkan pada suhu pengolahan, waktu pengolahan, putaran
pengadukan. Pada perlakuan pertama dilakukan pengolahan pada suhu 60
C dengan kecepatan
putar pengadukan 200 rpm, 100 gr katalis CaO, serta 60 menit waktu pengolahan. Perlakuan
yang kedua pada suhu 65
o
o
C dengan pengadukan berkecepatan 250 rpm, 100 gr katalis CaO, dan
60 menit lama pengolahan. Data hasil uji menunjukkan bahwa pada dari 2 variabel perlakuan
didapatkan hasil terbaik pada uji densitas sebesar 900 kg/m3; kadar air 349 ppm; serta kadar
FFA memenuhi proses transesterifikasi menggunakkan filter karbon menjadi senilai 1,83%.
Minyak jelantah yang sudah diolah perlu diuji proses pengolahanya kembali meskipun sudah
terdapat hasil kandungan gugus fungsi pembentuk senyawa metil ester (biodiesel) sepeti gugus
fungsi ikatan C-O, ester, karbonil, dan >CO pada kelompok senyawa ester. Hasil kadar yield
biodiesel yang didapat paling optimal sebesar 62,1% pada perlakuan yang kedua. | en_US |