Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Untuk Peningkatan Pelayanan Lalu Lintas : Studi Kasus Simpang Patangpuluhan, Yogyakarta
Abstract
Simpang Patangpuluhan merupakan simpang yang padat dan banyak dilalui oleh
kendaraan, karena merupakan area yang dikelilingi beberapa sektor, seperti sektor pendidikan dan
pusat perbelanjaan yang menjadi tempat berkumpul favorit banyak kalangan, terutama mahasiswa.
Hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan dan penumpukan kendaraan, sehingga membutuhkan
suatu solusi yang efisien. Solusi yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan penelitian tentang
Evaluasi Kinerja Simpang Patangpuluhan pada kondisi eksisting, mencari penanggulangan alternatif
penanganan simpang, dan kemudian membandingkan kondisi eksisting dengan penanggulangan
alternatif penanganan simpang.
Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan metode survei ke lokasi secara
langsung yang mencakup volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, sinyal lalu lintas, geometri
simpang dan perilaku kendaraan. Analisis dilakukan menggunakan metode MKJI, kemudian
disimulasikan menggunakan software VISSIM yang dilakukan sebanyak 4 alternatif penanganan
simpang.
Hasil simulasi menunjukan bahwa nilai rata-rata tundaan adalah 33,356 detik/kendaraan,
panjang antrean 114,591 meter, kapasitas simpang 422,74 smp/jam, dan derajat kejenuhan 1,122
dengan tingkat pelayanan simpang D. Solusi dilakukan dengan simulasi menggunakan software
VISSIM dan merekayasa waktu siklus sinyal lalu lintas sebanyak 4 alternatif solusi penanganan
yang kemudian dibandingkan dengan kondisi eksisting. Hasil Alternatif 1 didapatkan nilai tundaan
turun sebesar 16,83%, panjang antrean turun sebesar 2,68%, kapasitas simpang meningkat sebesar
9,09%, dan derajat kejenuhan menurun 7,81% dengan tingkat pelayanan simpang D. Hasil Alternatif
2 didapatkan nilai tundaan turun sebesar 18,94%, panjang antrean turun 6,33%, kapasitas simpang
bertambah 23,6%, dan derajat kejenuhan menurun 13,79% dengan tingkat pelayanan simpang yang
sama yaitu D. Hasil alternatif 3 didapatkan nilai tundaan turun menjadi 24,35%, panjang antrean
menurun 12,72%, kapasitas simpang meningkat menjadi 40,68%, dan derajat kejenuhan menurun
sebesar 20,96% dengan tingkat pelayanan simpang D. Hasil alternatif yang terakhir yaitu alternatif
4 didapatkan nilai tundaan turun menjadi 10,55%, panjang antrean menurun 5,27%, kapasitas
simpang meningkat menjadi 48,93%, dan derajat kejenuhan menurun sebesar 25,49% dengan
tingkat pelayanan simpang D. Solusi terbaik pada penelitian ini ditunjukkan oleh Alternatif 3 , yakni
dengan merubah waktu siklus dan menghilangkan LTOR pada setiap lengan
Collections
- Civil Engineering [4205]