Religiusitas Dan Subjektif Well-Being Pada Penyandang Cacat Tubuh Non-Bawaan Di Yogyakarta
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara
religiusitas dan subjective well-being pada penyandang cacat tubuh non-bawaan.
Asumsi awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif
antara religiusitas dan subjective well-being pada penyandang cacat tubuh nonbawaan.
Semakin tinggi tingkat religiusitas maka semakin tinggi tingkat
subjective well-being pada penyandang cacat tubuh non-bawaan, sebaliknya
semakin lemah tingkat religiusitas maka semakin rendah pula subjective wellbeing
pada penyandang cacat non-bawaan.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala religiusitas yang
diadaptasi dari skala Octari (2008) dan skala subjective well-being yang disusun
serndiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dari subjective well-being yang
dikemukakan oleh Diener (2000). Subjek penelitiannya adalah penyandang cacat
tubuh yang bersifat non-bawaan. Korelasi product moment dari pearson
menunjukkan nilai r = 0.550 dan p =0.00 (p<0.01). Berdasarkan hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa adanya korelasi positif yang sangat signifikan antara
religiusitas dan subjective well-being pada penyandang cacat tubuh non-bawaan.
Kata kunci: Religiusitas, Subjective Well-Being, Penyandang Cacat Tubuh Non-
Bawaan
Collections
- Psychology [2186]