Analisis Korelasi Data Hujan Terukur Otomatis Stasiun Kenteng Das Progo Dengan Hujan Satelit Persiann
Abstract
Dalam analisis perhitungan suatu konstruksi bangunan air seperti bendung ataupun
bendungan kebutuhan akan data hujan yang lengkap dan akurat sangat diperlukan. Data hujan pada
umumnya dapat diperoleh dari stasiun pengukur hujan otomatis yang dikelola oleh beberapa
lembaga di Indonesia, namun data hujan stasiun sering sekali tidak tersedia ataupun kurang lengkap
akibat rusaknya alat ataupun kesalahan pengukuran. Oleh sebab itu sebagai solusi kurang baiknya
data hujan stasiun dapat digunakan data hujan satelit seperti data hujan satelit PERSIANN sebagai
pengganti data hujan stasiun. Akan tetapi data hujan satelit hanya dapat dipakai pada perhitungan
rekayasa sumber daya air jika hasil data hujan sesuai dengan yang terjadi di permukaan. Oleh sebab
itu diperlukan pengujian kesesuaian antara data hujan satelit dan data terukur di permukaan untuk
mengetahui seberapa akurat data hujan satelit yang akan digunakan.
Tahapan analisis dimulai dengan merekapitulasi data hujan stasiun dengan kejadian
berurutan yang memiliki kedalaman total melebihi 20 mm, kemudian dilanjutkan dengan melakukan
rekapitulasi terhadap data hujan satelit dengan menyesuaikan waktu kejadian hujan terhadap data
stasiun. Data yang direkapitulasi berupa total kejadian hujan, lama durasi hujan, dan intensitas
maksimum hujan. Data hujan yang telah direkapitulasi kemudian dianalisis korelasinya dengan
meninjau nilai coefficient correlation (r) yang terjadi dengan menggunakan fungsi correl pada
Microsoft Excel. Tahapan terakhir dilakukan analisis korelasi time lag dimulai dari perbedaan waktu
0 jam sampai 6 jam terhadap waktu awal kejadian hujan terukur.
Dari hasil penelitian dieketahui bahwa korelasi kedalaman hujan total data hujan satelit
terhadap stasiun memiliki nilai r sebesar 0,506 sedangkan dalam kasus lama hujan korelasi yang
terjadi memiliki nilai r sebesar 0,217 dan pada kasus intensitas hujan maksimum nilai koefisien
korelasi r yang didapat adalah sebesar 0,378. Hasil analisis waktu tunda menunjukkan bahwa lag
jam keenam merupakan lag yang terbaik dengan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,508.
Collections
- Civil Engineering [4220]