Sistem Kontrol Dan Monitoring Kadar Ph, Suhu, Dan Amonia Akuaponik Berbasis Iot
Abstract
Aquaponic merupakan salah satu budidaya ikan dan tanaman yang dapat mengurangi
pencemaran air yang dihasilkan oleh ikan, selain itu aquaponic dapat membantu keuntungan dari
para petani dan pembudidaya ikan. Kualitas air untuk ikan dan juga tanaman merupakan hal
penting yang harus dipikirkan, terutama bagi ikan yang sangat sensitif terhadap kualitas air yang
ditempati. Aquaponic memiliki parameter-parameter yang penting untuk dijaga, yakni pH air, suhu
air, dan kadar amonia. Sistem monitoring dan kontrol pada aquaponic ini dibuat untuk
memudahkan pembudidaya ikan dan petani aquaponic dalam melakukan monitoring dan kontrol
dari parameter-parameter penting pada aquaponic. Sistem ini dirancang dengan arduino Mega
2560 sebagai mikrokontollernya. Sistem ini dilengkapi dengan sensor DS18b20 sebagai sensor
suhu, sensor pH sebagai sensor kadar pH, sensor MQ135 sebagai sensor Amonia, dan sensor
Ultrasonic HC-SR04 sebagai sensor ketinggian air. Sistem ini memiliki pengontrolan otomatis
yang cara kerja nya dibagi menjadi 3 bagian yakni pengendalian otomatis suhu, pengendalian
otomatis pH, pengendalian otomatis amonia dan ketinggian air. Dalam pengendalian otomatis
suhu, terbagi dalam 3 kondisi saat kondisi suhu air di atas 28,10℃ maka pendingin akan menyala
untuk mendinginkan air kolam, sedangkan heater akan mati. Kondisi kedua saat suhu air sama
dengan 26,10℃ sampai dengan 28,00℃ maka heater dan pendingin akan mati. Kondisi ketiga
saat suhu air di bawah 26,00℃, heater akan menyala dan pendingin akan mati. Pengendalian
otomatis pH mempunyai tiga kondisi, Kondisi pertama saat kadar pH lebih dari 9,00 maka valve
basa akan terbuka sedangkan valve asam akan tertutup. Kondisi kedua saat kadar pH sama dengan
7,00 maka kedua valve akan tertutup. Kondisi ketiga saat kadar pH air kurang dari 6,5 maka valve
asam akan terbuka dan valve basa akan tertutup. Pengendalian otomatis amonia memiliki dua alur
kerja, alur kerja pertama yakni memastikan amonia dan mempunyai dua kondisi. Kondisi pertama
saat kadar NH3 lebih dari 2,00 ppm, maka valve pembuangan akan terbuka dan valve air bersih
akan tertutup. Kondisi kedua saat kadar NH3 kurang dari 0,05 ppm, maka valve pembuangan akan
tertutup dan valve air bersih akan terbuka. Alur kerja kedua untuk menjaga ketinggian air agar
tidak melebihi atau berkurang, alur kedua memiliki tiga kondisi. Kondisi pertama saat ketinggian
air lebih dari 35 cm, maka valve pembuangan akan terbuaka dan valve air bersih akan tertutup.
Kondisi dua yakni saat air berada pada ketinggian 30 cm, kedua valve akan tertutup. Kondisi
ketiga saat ketinggian air dibawah 20 cm, maka valve pembuangan air akan tertutup dan valve air
bersih akan terbuka. Sistem ini berjalan secara otomatis dan dapat dipantau melalui smartphone.
Pada pengujian monitoring suhu dan ketinggian air mendapatkan rata-rata error yang cukup kecil
yakni 4,92% dan 0,091%, sedangkan rata-rata error kadar ph sebesar 15,54% ini dikarenakan
terdapat kotoran yang menempel pada ujung elektro probe, membuat sensor tidak dapat membaca
kadar pH kolam dengan akurat. Sistem kerja pada masing-masing relai yakni pada pengendalian
suhu memiliki rata-rata keberhasilan 100%, sedangkan rata-rata keberhasilan pengendalian kadar
pH yakni 71,42% dan 71,41% untuk pengendalian ammonia dan ketinggian air.
Collections
- Electric Engineering [786]