Show simple item record

dc.contributor.advisorAnang Hermawan, S.Sos, M.A
dc.contributor.authorALSHA OCTAVIANA SUCI
dc.date.accessioned2022-02-23T07:52:54Z
dc.date.available2022-02-23T07:52:54Z
dc.date.issued2021-05-05
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/36269
dc.description.abstractBerawal dari perempuan berambut blonde atau sering disebut juga perempuan berambut pirang yang mendapatkan persepsi buruk. Secara umum, orang mempunyai 2 hal mengenai persepsi perempuan pirang yaitu, seorang perempuan dengan rambut pirang diartikan sebagai orang yang kuat dan menarik yang sering dijelaskan dalam film dan majalah yang kedua, perempuan berambut pirang disebut perempuan yang bodoh, tidak pandai dan biasanya mengutamakan fashion atau kecantikan. Kejadian ini ditunjukkan dengan sebutan lain yaitu, blonde jokes atau lelucon perempuan berambut pirang. Lelucon ini sering kali terlihat seperti jokes dumb blonde, bertujuan agar menjatuhkan dan menghujat perempuan pirang dengan menunjukkan perilaku konyol perempuan pirang. Metode yang dipakai oleh peneliti berupa metode semiotika Roland Barthes dengan dua tahapan yaitu denotasi dan konotasi serta dihubungkannya dengan mitos yang ada di masyarakat, dari hasil temuan data peneliti menemukan sebanyak 13 scene yang menunjukkan stereotip pada perempuan blonde. Dua film yang dipilih sebagai objek penelitian yakni Legally Blonde 1 dan Legally Blonde 2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggambaran perempuan blonde dalam film Legally Blonde 1 dan 2 dan bagaimana perempuan blonde melawan prasangka sosial atau stereotip dalam film Legally Blonde dan salah satu tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengungkap suatu stereotip mengapa ada julukan “dumb blonde”. Peneliti menganggap bahwa dibelakang sebuah masalah membutuhkan pembuktian yang benar melalui penelitian agar terciptanya solusi atas masalah yang diteliti. Film ini menampilkan realita perempuan pirang melalui konflik-konflik berupa problematika pada perempuan pirang yang berperan sebagai seseorang yang menjadi korban stereotip blonde bernama Elle. Film ini menghadirkan dua konsep pemikiran yang saling bertentangan yaitu konsep stereotip dan tidak membenarkan stereotip blonde dalam memandang perempuan pirang.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPerempuan Blondeen_US
dc.subjectStereotipen_US
dc.subjectSemiotikaen_US
dc.subjectFilmen_US
dc.titlePirang Dan Prasangka Sosial (Stereotip Blonde Dalam Sekuel Legally Blonde)en_US
dc.Identifier.NIM17321124


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record