Analisis Penyebab Defect Pada Kabinet Upright Piano (Up) Menggunakan Integrasi Six Sigma Dan Analytical Hierarchy Process - Failure Mode Effect Analysis (Ahp - Fmea) (Studi Kasus Departemen Assembly Upright Piano, Pt Yamaha Indonesia)
Abstract
PT. Yamaha Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang selalu berupaya untuk
meningkatkan kualitas produk piano yang dihasilkan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya banyak
temuan defect pada Upright Piano yang dapat menyebabkan produk tidak dapat diterima
oleh konsumen dan menurunkan produktivitas. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu integrasi six sigma dan Analytical Hierarchy Process - Failure Mode Effect
Analysis dalam rangka menurunkan temuan defect yang terjadi. Hasil penelitian
didapatkan nilai rata-rata DPMO selama 10 bulan sebesar 59.353,225 dan nilai sigma
sebesar 3,071. Berdasarkan identifikasi jenis temuan defect assembly upright piano
dengan menggunakan diagram pareto, didapatkan hasil bahwa defect renggang
merupakan jenis defect dengan temuan paling banyak yaitu sebesar 20,72% dan letak
renggang dominan yaitu renggang top frame C dengan persentase sebesar 69,34 %.
Melalui fishbone diagram didapatkan hasil penyebab dominan dari adanya temuan
renggang top frame C terletak pada faktor measure, yaitu hasil pengukuran yang tidak
sesuai standar dikarenakan alat ukur kerenggangan yang sudah tipis dengan nilai RPN
sebesar 5,78. Improvement yang diberikan yaitu penggantian alat ukur yang digunakan
saat ini dengan alat ukur yang memiliki standar tetap, yaitu puller. Selain itu juga
dilakukan pengawasan dan pengecekan yang lebih ketat oleh kepala kelompok kepada
operator. Oleh karena itu perusahaan diharapkan untuk dapat melakukan pengawasan
terhadap kinerja operator serta memberikan pemahaman yang lebih mengenai pentingnya
kualitas kepada setiap operator agar kualitas produk yang dihasilkan menjadi semakin
baik.
Collections
- Industrial Engineering [2224]