Observatorium Astronomi Dan Laboratorium Kelautan “Mendesain Bangunan Terapung Dengan Pendekatan Energi Mandiri”
Abstract
OBSERVATORIUM ASTRONOMI DAN LABORATORIUM KELAUTAN
Mendesain Bangunan Terapung Dengan Pendekatan Energi Mandiri
ASTRONOMICAL OBSERVATORY AND MARITIME LABORATORY
“Floating Building Through Approach In Independent Energy Harvest”
Dengan perkembangan jaman yang pesat sekarang ini, fungsi dan optimalisasi
pengamatan terhadap objek-objek astronomi mulai mengalami masalah. Masalah
utama dalam pengamatan astronomi adalah, polusi cahaya yang disebabkan oleh
perkembangan kota serta keterbatasan sudut pengamatan yang mampu dijangkau
suatu observatorium. Sehingga dibutuhkan suatu tempat pengamatan yang mampu
meminimalisir polusi cahaya serta mampu menjangkau langit secara keseluruhan.
Sebagai pemecahan masalah tersebut maka bangunan yang mempunyai kemampuan
moveable atau bergeraklah yang diambil sebagai solusinya. Suatu bangunan
moveable, harus memiliki fleksibelitas gerak agar mampu mengoptimalkan
pengamatan langit secara keseluruhan. Oleh karena itu, daerah laut dipilih sebagai
tempat yang mampu meminimalisir efek polusi cahaya pada daerah daratan, serta
mempunyai ruang gerak yang luas pada bangunan moveable.
Bumi memiliki luas laut dua kali lipat daripada luas daratan, namun penelitian
tentang keaneka ragaman hayati pada kawasan laut masih relative sedikit. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu tempat yang mampu membantu dalam explorasi hayati
dalam kawasan laut yang luas ini. Dengan bangunan penelitian yang berdekatan pada
sumber penelitian, akan mengoptimalkan proses penelitian yang berlangsung. Laut
kembali diambil sebagai tempat yang cocok bagi bangunan yang menaungi kegiatan
penelitian ini, dikarenakan dekat dengan sumber penelitian tersebut. Dikarenakan laut
diambil sebagai tempat yang ideal bagi pengamatan astronomi dan penelitian
kelautan, maka dibutuhkan energi dalam pengoptimalan fungsi bangunannya Dikarenakan bangunan penelitian dan pengamatan yang berada dilaut dan
membutuhkan beberapa waktu dalam pengoprasiannya,, maka energi yang digunakan
sebaiknya ramah lingkungan dan dapat dihasilkan setiap waktu (mampu
diperbaharui), dikarenakan memikirkan kemungkinan waktu yang tak terbatas dalam
pengoprasiannya. Sehingga energi alami berupa matahari dan angin merupakan salah
satu sumber energi yang tersedia dan tak terbatas dalam kawasan laut. Selain itu
pemanfaatan energi alami (terbaharui), didasari oleh keterbatasannya cadangan
sumber energi tak terbaharui di bumi ini.
Dengan melihat latar belakang tersebut, penulis mengambil desain sebuah
Observatorium astronomi dan Laboratorium kelautan yang mempunyai kemampuan
moveable (bergerak) dan mampu terapung dengan stabil di perairan dengan
pencahayaan yang optimal pada bangunan yang orientasinya selalu berubah
(moveable), serta mampu memanfaatkan energi terbaharui sebagai penopang
kebutuhan energi bangunan.
Dalam penerapan hal tersebut, maka bentuk bangunan harus mempunyai
kemampuan dalam bergerak di air, dalam hal ini bentuk bangunan harus mampu
membelah air agar mengoptimalkan fungsi bangunan tersebut. Untuk menjaga
kestabilan bangunan maka, penerapan hukum Archimedes “ benda dengan massa
jenis yang lebih besar daripada massa jenis air dikarenakan terdapat udara dalam
benda yang menyebabkan gaya angkat benda tersebut naik” serta dengan
menggunakan sistem pegas untuk menjaga stabilitas bangunan jika terjadi oleng.
Dalam hal optimalisasi pencahayaan dan pengambilan energi matahari dan angin
pada bangunan yang bergerak, maka digunakan pengontrol pencahayaan alami dan
sistem pemanenan energi terbaharui yang moveable.
Collections
- Architecture [3658]