Pola Penggunaan Antibiotika Dalam Penatalaksanaan Faringitis Akut di RSUD Sleman Yogyakarta Tahun 2009-2011
Abstract
Latar Belakang. Sampai saat ini penyakit faringitis masih menjadi masalah
kesehatan yang sering dijumpai di negara berkembang. Di indonesia, faringitis
masih merupakan satu masalah kesehatan yang terkait dengan masalah infeksi
saluran pernafasan atas yang bisa menyerang siapa saja. Hal ini disebabkan masih
tingginya angka kesakitan terutama pada anak-anak dan dilihat dari penggunaan
antibiotika yang masih tinggi. Saat daya tahan tubuh seseorang mulai menurun,
penyakit faringitis rawan terjadi. Faringitis yang biasa menjadi awitan disebut
dengan faringitis akut. Faringitis akut dapat menyerang semua umur, bila tidak
segera diatasi akan menyebabkan terjadinya penyebaran kuman sehingga dapat
menimbulkan komplikasi, yang berakibat semakin memburuknya kondisi pasien
faringitis akut. Secara umum penanganan faringitis akut yaitu dengan pemberian
terapi antibiotika, yang ditujukan untuk mengilangkan gejala dan keluhan
penderita, membunuh serta menghambat pertumbuhan bakteri atau kuman
penyebab faringitis akut, lalu menghindari resistensi bakteri penyebab infeksi dan
mencegah infeksi sekunder.
Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran bagaimana
pemberian antibiotika untuk penyakit faringitis akut pada semua umur di RSUD
Sleman Yogyakarta.
Metode penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode
diskriptif observasional non analitik. Subyek dalam penelitian adalah penderita
faringitis akut dari semua umur di RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2009 - 2011
dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang penderita faringitis akut. Karena
keterbatasan sampel dan kecilnya kejadian faringitis di RSUD Sleman
Yogyakarta, maka pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode total
sampel dengan pengambilan seluruh sampel yang ada dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir yaitu 2009 - 2011.
Hasil. Faringitis akut paling banyak terjadi pada usia anak-anak yakni antara
umur 1 – 10 tahun sebanyak 50 penderita (60,98%), dan berjenis kelamin laki-laki
51 orang (62,20%). Antibiotika yang paling banyak digunakan adalah antibiotika
amoksisilin dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari sebanyak 67 kasus
(81,70%), yang lama pemberian diberikan selama 7 hari sebanyak 42 kasus
(51,22%) dan semuanya diberikan secara oral. Data tersebut terletak di atas hasilhasil
dari penelitian WHO yang berkisar antara 22,70% kasus dan di Indonesia
43% kasus yang diberikan antibiotika amoksisilin pada faringitis akut.
Berdasarkan data dan indikator yang ada, penggunaan antibiotika di RSUD
Sleman Yogyakarta dapat dikatakan relatif tinggi, yang berarti peresepan telah
selektif dan sesuai, berdasarkan kecermatan diagnosis dokter. Informasi pendukung yang dapat disajikan adalah informasi tentang
golongan antibiotika amoksisilin yang paling banyak diberikan di RSUD Sleman
Yogyakarta sudah mirip dengan pedoman di Indonesia (ISO Indonesia) yang
menunjukan bahwa amoksisilin merupakan derivat penisilin yang paling banyak
digunakan pada faringitis dan infeksi saluran pernafasan atas yang akut karena
obat tersebut berspektrum luas.
Kesimpulan. Penggunaan antibiotika untuk kasus faringitis akut pada semua
umur di RSUD Sleman Yogyakarta Tahun 2009-2010 masih tinggi dan sudah
sesuai dengan teori atau standar yang ada.
Kata kunci: antibiotika, faringitis akut
Collections
- Medical Education [2286]