PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK PENCAPAIAN KAWASAN INKLUSIF YANG RAMAH DIFABEL DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Pada Armada Difabike)
Abstract
Konsep akan kawasan inklusif yang sudah banyak diusung oleh setiap daerah tentu
harus diseimbangi dengan kebutuhan masyarakatnya, terutama pada kelompok marginal
seperti para penyandang difabel berdasarkan instrumen penilaian Unesco (2017).
Kehadiran armada difabike menjadi pelopor untuk mengubah stigma negatif masyarakat
terhadap keterbatasan yang dimiliki oleh penyandang difabel sendiri. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif studi kasus untuk melihat perkembangan yang dilakukan
oleh para pemangku kebijakan di Kota Yogyakarta dalam mencapai keberhasilan kawasan
inklusif tersebut. Pendekatan humanistik “bagaimana memanusiakan manusia” yang
berpegang pada aspek kepantasan dan keadilan diharapkan dapat dioptimalkan oleh semua
pihak sesuai dengan informasi yang tertuang di dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun
2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana, penataan, bantuan serta edukasi yang
memudahkan para penyandang difabel sebagai bagian dari kelompok marginal dalam
melakukan fungsi sosialnya diruang publik memang masih belum memadai. Secara
keseluruhan menciptakan layanan ramah difabel yang aman dan nyaman harus
dilaksanakan sesegera mungkin, khususnya melalui program pemberdayaan masyarakat
yang bersifat konstruktif dan tepat sasaran di era pandemi saat ini.