Model Penentuan Ukuran Lot Gabungan Dalam Sistem Rantai Pasok Dengan Fuzzy Permintaan Dan Fuzzy Lead Time (Studi Kasus: CV. Batik Indah Rara Djonggrang, Yogyakarta)
Abstract
Persaingan yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk dapat memenuhi
permintaan pasar dengan tepat, baik dari segi ukuran, waktu dan jumlah produksi.
Pada manajemen persediaan konvesional, permasalahan persediaan untuk
pemanufaktur dan pembeli dikelolah secara independent, sehingga hasil perhitungan
persediaan untuk pemanufaktur tidak sama dengan hasil perhitungan persediaan untuk
pembeli. Selain itu, pada CV. Batik Indah Rara Djonggrang tingkat permintaan dan
Lead Time berada dalam kondisi ketidakpastian (Uncertainty). Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka dapat dengan mengkombinasikan antara model Joint
Economic Lot Size (JELS) dengan pendekatan logika Fuzzy, yaitu Fuzzy segitiga. Dari
hasil penelitian didapat bahwa jumlah pemesanan optimal pada model sebelum
penggabungan sebanyak 2,9 unit, model sesudah penggabungan sebanyak 2,46 unit
dan kondisi real sebanyak 2,79 unit. Jumlah pengiriman optimal pada model sebelum
penggabungan sebanyak 8 kali, model sesudah penggabungan sebanyak 10 kali dan
kondisi real sebanyak 1 kali. Kemudian untuk faktor pengaman optimal pada model
sebelum penggabungan adalah 1,87, model sesudah penggabungan adalah 1,94 dan
kondisi real yaitu 0. Sedangkan untuk total biaya gabungan yang diperoleh dari
penjumlahan antara total biaya pemanufaktur dan total biaya pembeli, pada model
sebelum penggabungan total biaya gabungan sebesar Rp. 1.261.547,92/tahun, pada
model sesudah penggabungan sebesar Rp. 1.250.665,64/tahun dan pada kondisi real
sebesar Rp. 1.910.189,74/tahun.
Kata kunci : Independent, Joint Economic Lot Size, Logika Fuzzy, Uncertainty,
Lead Time
Collections
- Industrial Engineering [2224]