Pengaruh Tingkat Kebutuhan Terhadap Perilaku Berutang Perspektif Maqaṣid Syari’ah (Studi Kasus Pegawai Kantor Kementerian Agama Kab. HSS Kandangan, Kalimantan Selatan)
Abstract
Dalam ekonomi Islam, tingkatan kebutuhan terbagi menjadi tiga, yaitu ḍaruriyyah, ḥajiyyah, dan taḥsiniyyah. Kebutuhan ḍaruriyyah adalah nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang tanpa kebutuhan ini, kehidupan manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan ḥajiyyah adalah kebutuhan manusia untuk memudahkan kehidupan, agar terhindar dari kesulitan. Kebutuhan taḥsiniyyah adalah kebutuhan yang dapat menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Ketiga kebutuhan ini berkaitan erat dengan terwujudnya lima tujuan syara’ yaitu memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara harta. Adapun perilaku berutang adalah tanggapan atau reaksi seseorang terhadap kegiatan pinjam meminjam (utang piutang).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkatan kebutuhan mempengaruhi perilaku berutang pada pegawai Kantor Kemenag Kab. HSS, Kandangan, Kalsel. Hasil dari analisis kuantitatif akan dilanjutkan dengan analisis kualitatif untuk membuktikan, memperdalam, dan memperluas data kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode angket, observasi, dan wawancara mendalam. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah pendekatan kuantitatif dan regresi linear berganda, serta pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk mengetahui variabel tingkat kebutuhan (ḍaruriyyah, ḥajiyyah, dan taḥsiniyyah) yang paling berpengaruh terhadap perilaku berutang. Hasil dari analisis data kuantitatif ini dilanjutkan pada analisis kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan perbandingan antara data kuantitatif dengan data kualitatif, apakah benar-benar berperan membuktikan, memperdalam, memperluas, atau justru memperlemah dan menggugurkan data kuantitatif
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa: 1) Hasil uji f (serentak) menunjukkan bahwa tingkatan kebutuhan memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku berutang. Pada hasil dari uji t (parsial) menunjukkan bahwa hanya kebutuhan ḍaruriyyah dan taḥsiniyyah yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku berutang. Dari nilai r square/koefisien determinasi menunjukkan bahwa dari variabel tingkatan kebutuhan mampu menjelaskan perubahan atas perilaku berutang sebanyak 54,4%. 2) Kebutuhan menjadi kebutuhan paling mendasar dan mutlak ada bagi pegawai Kantor Kemenag Kab. Hulu Sungai Selatan Kandangan. Kebutuhan ḥajiyyah menjadi kebutuhan yang akan dipenuhi jika kebutuhan ḍaruriyyah telah terpenuhi. Kebutuhan taḥsiniyyah menjadi kebutuhan yang sering dihindari, dengan alasan tidak akan mempengaruhi kelangsungan hidup mereka. Bagi mereka, kebutuhan ini berada di bawah kebutuhan yang lain, meskipun mereka tetap memenuhi kebutuhan taḥsiniyyah berdasarkan timbulnya keinginan (nafsu). Perilaku berutang yang ada pada pegawai kantor Kemenag Kab. Hulu Sungai Selatan Kandangan termasuk perilaku berutang yang ideal dan sesuai dengan tuntunan agama Islam.
Kata Kunci : tingkatan kebutuhan, kebutuhan Ḍaruriyyah, kebutuhan ḥajiyyah, kebutuhan taḥsiniyyah, perilaku berutang
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja Non Manajerial Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta (Studi Kasus Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja Non Manajerial di Hotel Inna Garuda Yogyakarta)
Dandun Risatmoko (Universitas Islam Indonesia, 2017)Penelitian ini membahas seputar perencanaan SDM yang ada di Hotel Inna Garuda dengan aspek yang dikaji meliputi proses, faktor-faktor, dan hambatan yang ada dalam perencanaan SDM. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan ... -
Analisis Kebutuhan Dan Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Di Wilayah Kpy Kabupaten Sleman
Taraningrum, Tetty (Universitas Islam Indonesia, 2016-08-11)Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) merupakan gabungan dari sebagian tiga wilayah yang salah satunya adalah Kabupaten Sleman. Wilayah KPY Kabupaten Sleman merupakan kawasan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berpotensi ... -
PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DAN BEBAN LISTRIK SEKTOR RUMAH TANGGA DI SUMATERA SELATAN DENGAN METODE ANALISIS TIME SERIES : PROYEKSI TREN DAN ANALISIS REGRESI
Mart Ibrahim, 12524088 (Universitas Islam Indonesia, 2018-03-07)Ketergantungan masyarakat dalam pemakaian listrik pada saat ini sangat tinggi, tidak hanya untuk kebutuhan penerangan, tetapi juga untuk mendukung kegiatan lainnya seperti kegiatan ekenomi. Kecenderungan yang terjadi saat ...