Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. H. M. Muslich K S, M.Ag.
dc.contributor.authorMuhammad Qamaruddin
dc.date.accessioned2021-10-14T04:38:16Z
dc.date.available2021-10-14T04:38:16Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/33284
dc.description.abstractDalam ekonomi Islam, tingkatan kebutuhan terbagi menjadi tiga, yaitu ḍaruriyyah, ḥajiyyah, dan taḥsiniyyah. Kebutuhan ḍaruriyyah adalah nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang tanpa kebutuhan ini, kehidupan manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan ḥajiyyah adalah kebutuhan manusia untuk memudahkan kehidupan, agar terhindar dari kesulitan. Kebutuhan taḥsiniyyah adalah kebutuhan yang dapat menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Ketiga kebutuhan ini berkaitan erat dengan terwujudnya lima tujuan syara’ yaitu memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara harta. Adapun perilaku berutang adalah tanggapan atau reaksi seseorang terhadap kegiatan pinjam meminjam (utang piutang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkatan kebutuhan mempengaruhi perilaku berutang pada pegawai Kantor Kemenag Kab. HSS, Kandangan, Kalsel. Hasil dari analisis kuantitatif akan dilanjutkan dengan analisis kualitatif untuk membuktikan, memperdalam, dan memperluas data kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode angket, observasi, dan wawancara mendalam. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah pendekatan kuantitatif dan regresi linear berganda, serta pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk mengetahui variabel tingkat kebutuhan (ḍaruriyyah, ḥajiyyah, dan taḥsiniyyah) yang paling berpengaruh terhadap perilaku berutang. Hasil dari analisis data kuantitatif ini dilanjutkan pada analisis kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan perbandingan antara data kuantitatif dengan data kualitatif, apakah benar-benar berperan membuktikan, memperdalam, memperluas, atau justru memperlemah dan menggugurkan data kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa: 1) Hasil uji f (serentak) menunjukkan bahwa tingkatan kebutuhan memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku berutang. Pada hasil dari uji t (parsial) menunjukkan bahwa hanya kebutuhan ḍaruriyyah dan taḥsiniyyah yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku berutang. Dari nilai r square/koefisien determinasi menunjukkan bahwa dari variabel tingkatan kebutuhan mampu menjelaskan perubahan atas perilaku berutang sebanyak 54,4%. 2) Kebutuhan menjadi kebutuhan paling mendasar dan mutlak ada bagi pegawai Kantor Kemenag Kab. Hulu Sungai Selatan Kandangan. Kebutuhan ḥajiyyah menjadi kebutuhan yang akan dipenuhi jika kebutuhan ḍaruriyyah telah terpenuhi. Kebutuhan taḥsiniyyah menjadi kebutuhan yang sering dihindari, dengan alasan tidak akan mempengaruhi kelangsungan hidup mereka. Bagi mereka, kebutuhan ini berada di bawah kebutuhan yang lain, meskipun mereka tetap memenuhi kebutuhan taḥsiniyyah berdasarkan timbulnya keinginan (nafsu). Perilaku berutang yang ada pada pegawai kantor Kemenag Kab. Hulu Sungai Selatan Kandangan termasuk perilaku berutang yang ideal dan sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kata Kunci : tingkatan kebutuhan, kebutuhan Ḍaruriyyah, kebutuhan ḥajiyyah, kebutuhan taḥsiniyyah, perilaku berutangen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjecttingkatan kebutuhanen_US
dc.subjectkebutuhan Ḍaruriyyahen_US
dc.subjectkebutuhan ḥajiyyahen_US
dc.subjectkebutuhan taḥsiniyyahen_US
dc.subjectperilaku berutangen_US
dc.titlePengaruh Tingkat Kebutuhan Terhadap Perilaku Berutang Perspektif Maqaṣid Syari’ah (Studi Kasus Pegawai Kantor Kementerian Agama Kab. HSS Kandangan, Kalimantan Selatan)en_US
dc.Identifier.NIM14913013


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record