Analisis Pertumbuhan Dan Ketimpangan Ekonomi Di Daerah Istimewa Yogyakarta Ditinjau Dari Perspektif Ibnu Khaldun
Abstract
Predikat Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai wilayah dengan tingkat
kebahagiaan tertinggi pada satu sisi, namun di sisi yang lain menjadi provinsi
dengan tingkat kemiskinan tertinggi se Pulau Jawa dan urutan termiskin ke-12
secara nasional. Kontradiksi ini menimbulkan anggapan bahwa masyarakat Daerah
Istimewa Yogyakarta bahagia dengan kemiskinannya. Berdasarkan penerimaan
PDRB, jelas terlihat masih adanya ketimpangan antarkabupaten. Penelitian ini
menggunakan indeks wiliamson dan indeks entropi theil untuk mengukur tingkat
ketimpangan. Hasil penelitian menyebutkan selama lima tahun terakhir, laju
pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakartamengalami fluktuasi. Salah
satu faktor kenaikan pertumbuhan ekonomi karena adanya penerimaan dari sektor
kontruksi yang cukup besar ditambah dengan adanya pembangunan Bandara
Internasional Yogyakarta (YIA) di Kabupaten Kulonprogo dan pembangunan
fasilitas infrastruktur penunjang. Perhitungan indeks wiliamson Yogyakarta
memperoleh nilai indeks wilamson 0.45 hal ini menunjukan bahwa tingkat
ketimpangan pendapatan antar daerah di Provinsi Yogyakarta masih tergolong
rendah. Sedangkan menurut perhitungan entropi theil, Daerah Istimewa Yogyakarta
memperoleh nilai Indeks Entropi Theil (S Relatif) sebesar 0.89 hal ini menandakan
bahwa tingkat ketimpangan di Daerah Istimewa Yogyakarta masih tergolong kecil.
Kab. sleman merupakan daerah yang mendapatkan nilai entropi theil terbesar, yang
mencapai 1.21 dengan kontribusi sebesar 30.6% terhadap ketimpangan di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kemudian penyumbang terbesar kedua ditempati oleh kota
yogykarta dan penyumbang terkecil ketimpangan Daerah Istimewa Yogyakartaada
di Kabupaten Kulonprogo dengan kontribusi sebesar 10.3 %. Menurut Ibnu
Khaldun, pertumbuhan dan ketimpangan suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya pemerintah (G), syariah (S), kekayaan ekonomi /sumber daya
alam (W), masyarakat/sumber daya manusia (N), pembangunan (D), dan keadilan
(J).