Pemikiran Mahmud Yunus (1899 – 1982) Dalam Pembaharuan Pendidikan Islam Dan Relevansinya Dengan Tantangan Era Industri 4.0
Abstract
Kondisi pendidikan Islam saat ini masih dilematis, dikarenakan para praktisi
Pendidikan harus memilih antara tetap bertahan dengan cara pembelajaran yang
lama atau membuka diri dengan menerima perubahan di era sekarang, yaitu industri
4.0 dengan seluruh konsekuensinya. Di era industri 4.0 ini ada permasalahan
kompleks yang menjadi tantangan bagi pendidikan Islam. Permasalahan tersebut
diantaranya, yaitu: Pertama, kemampuan guru dalam hal mengajar. Seorang guru
sebaiknya tidak terus menerus menggunakan cara mengajar seperti puluhan tahun
yang lalu. Kedua, literatur ilmu yang harus mempunyai sanad karena pendidikan
Islam itu dinamis dan fleksibel. Dengan demikian, agar permasalahan tersebut
dapat teratasi, maka perlu diwujudkan keharmonisan salah satunya dengan
merelevansikan pemikiran Mahmud Yunus yang merupakan pelopor pembaharuan
pendidikan Islam di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan
pendekatan filosofis dan sejarah (history). Adapun sumber data primer berupa buku
Pokok- Pokok Pendidikan dan Pengajaran karya Mahmud Yunus, sedangkan
sumber data sekunder berupa buku–buku penunjang yang terkait dengan
permasalahan serta anlisis yang digunakan dalam penelitian yaitu Taxonomy
Analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembaharuan pendidikan
Islam menurut Mahmud Yunus meliputi: pengertian pendidikan Islam, tujuan
pendidikan Islam, isi atau materi pendidikan Islam, metode, pendidik, kurikulum,
lingkungan pendidikan. Adapun relevansi pembaharuan pendidikan Islam menurut
Mahmud Yunus dengan tantangan diera Industri 4.0 terletak pada : Pertama,
menyelaraskan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Kedua, klasifikasi
materi pelajaran yang beliau kemukakan tidak berbeda jauh dari klasifikasi
pendididkan saat ini yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga,
metode yang digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan jenjang
usia. Keempat, mengintegrated kurikulum dalam artian memadukan antara ilmu
agama dan ilmu umum. Kelima, lingkungan pendidikan yang berpengaruh
terhadapa pembentukan karakter dan mengasah kemampuan serta ketrampilan atau
skill yang dimiliki oleh peserta didik tersebut.