Show simple item record

dc.contributor.advisorMutia Dewi, S.Sos., M.I.Kom
dc.contributor.authorFaiga Ramadhiani Cahaya Kesuma
dc.date.accessioned2021-09-27T10:38:52Z
dc.date.available2021-09-27T10:38:52Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32774
dc.description.abstractCity branding adalah aktifitas pemberian merek terhadap suatu kota. Kota yang memiliki ciri khas dan identitas yang jelas akan mampu dengan cepat menaikan minat masyarakat terhadap kota yang telah memiliki city branding. Seperti yang dilakukan oleh kota yang memiliki sejuta budaya didalamnya, yaitu Yogyakarta. Kota ini sebelumnya pernah memiliki brand yang disebut “Jogja: Never Ending Asia”. Dirasa kemunculan brand tersebut membawa dampak yang terlihat cukup minim terhadap masyarakat, dengan berbagai pertimbangan yang matang akhirnya brand tersebut diubah menjadi “Jogja Istimewa”. Salah satu alasan yang dikemukan adalah menyeimbangkan dengan perkembangan zaman. Dari sinilah penelitian ini akan berjalan, dengan mengungkapkan manajemen yang dilakukan oleh pemerintah terhadap pelaksanaan city branding. Dalam meneliti manajemen city branding peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif, yang akan menjabarkan setiap kegiatan manajemen city branding pemerintah DIY melalui analisis SWOT. Analisis tersebut didapatkan melalui wawancara terhadap narasumber terkait dan beberapa masyarakat yang terdampak perubahan brand tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa tahap dalam pelaksanaan manajemen city branding tersebut. Tahap tersebut dibagi menjadi 4 tahap, yaitu (1) pengidentifikasian merek, yang mana proses pengidentifikasian merek ini dilakukan oleh BAPPEDA sebagai badan perencana bersama dengan TIM 11 untuk menemukan merek yang sesuai dengan keadaan Yogyakarta pada saat ini; (2) implementasi dan pemasaran merek, merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh badan pelaksanaa, yangterdiri dari SKPD-SKPD dengan berbagai kegiatan promosi hingga event; (3) pengukuran merek, tahap ini merupakan tahap evaluasi, tetapi dalam menejemen city branding oleh pemerintah DIY ini dilakukan evaluasi ketika sudah menginjak 5 tahun; dan (4) pertahanan merek, tahap yang terakhir merupakan kegiatan yang belum dilakukan oleh pemerintah DIY, karena untuk mempertahankan merek harus mendapatkan loyalitas masyaakat terhadap merek tersebut. Kata Kunci: City Branding, Jogja Istimewa, Manajemen City Brandingen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectCity Brandingen_US
dc.subjectJogja Istimewaen_US
dc.subjectManajemen City Brandingen_US
dc.titleAnalisis Manajemen Place Branding DIY Oleh Pemerintah DIY Dalam Rangka Menunjang Pariwisata DIYen_US
dc.Identifier.NIM12321045


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record