Perancangan Gedung Pusat Seni Budaya di Sleman Yogyakarta dengan Penekanan pada Fleksibilitas Ruang dan Strategi Desain Pasif
Abstract
Perancangan Gedung Pusat Seni Budaya di Sleman Yogyakarta terletak pada area terbuka hijau yang
dikelilingi permukiman yang memiliki desa wisata dan area pemerintahan yaitu tepatnya Dusun Temon, Kelurahan
Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang didesain pada site dengan
ukuran 2 hektar yang memiliki kondisi site datar.
Rancangan bangunan ini bertujuan untuk menjawab permasalahan khusus dari isu yang didapatkan yaitu: (1)
Bagaimana merancang ruang pertunjukan dalam Gedung Pusat Seni Budaya yang eksibel dengan berbagai macam
aktivitas namun tetap memperhatikan perbedaan karakter pertunjukan masing-masing?, (2) Bagaimana menciptakan
tata ruang yang mampu menerapkan daylighting dan passive cooling menanggapi kondisi iklim setempat agar tercipta
ruang hemat energi?, (3) Bagaimana merancang tata ruang yang mampu menanggapi protokol kesehatan di era new
normal pasca pandemic Covid-19?.
Perancangan yang dilakukan mendapatkan hasil bangunan dengan luas site perancangan adalah 27000 m2
dengan peraturan daerah mengenai koesien dasar bangunan 30 % yang didapatkan luas koesien dasar bangunan
sebesar 8400 m2. Perancangan bangunan ini di utamakan dalam konsep eksibilitas untuk esiensi penggunaan ruang
yaitu ekspansibilitas, konvertibilitas dan versalitilitas dengan penerapan panggung angkat, lantai hidrolik, dinding
temporer dan plafon buka-tutup. Sebagai sistem pada bangunan ini menggunakan sumber energi pendukung alternatif
dengan penerapan teknologi daylight Solatube sehingga dapat mengurangi penggunaan listrik. Teknologi tersebut sebagai
salah satu strategi desain pasif yakni menangkap cahaya matahari namun tidak merubahnya menjadi energi listrik
terlebih dahulu. Cahaya yang didistribusikan oleh Solatube mampu dimasukkan ke dalam ruang-ruang melalui plafon
yang dipasangi xture-xture sebagai lampu berenergi cahaya alami. Selain itu, dalam penghematan sumber daya juga
diterapkan sistem penghawaan alami dengan mengolah selubung bangunan terdiri daricurtain wall yang dikombinasikan
dengan jendela pivot sebagai inlet dan outlet angin. Dengan demikian, Gedung Pusat Seni Budaya Sleman Yogyakarta
merupakan gedung yang multifungsi dalam mewadahi berbagai kegiatan kesenian dan dapat mengoptimalkan
penggunaan sumber daya alam yang ada yaitu pencahayaan dan penghawaan alami.
Collections
- Architecture [3651]