Implementasi Pembelajaran Inklusi Berbasis Islam Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Di Smpit Alam Permata Probolinggo

Abstract

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam hidup, berbagai jenjang pendidikan telah ada di negara ini, mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA. Mayoritas lembaga pendidikan di Indonesia memang hanya menerima anak reguler, tetapi untuk saat ini juga sudah ada lembaga pendidikan yang menerima anak berkebutuhan khusus. Pendidikan yang diselenggarakan untuk anak reguler dan anak berkebutuhan khusus disebut pendidikan inklusi, dan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan inklusi berbasis Islam adalah SMPIT Alam Permata Probolinggo. Di SMPIT Alam Permata ini, peneliti akan meneliti bagaimana implementasi pembelajaran inklusi berbasis Islam di sekolah ini, apa saja faktor pendukung dan penghambatnya serta bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yakni penelitian lapangan. Peneliti juga menggunakan berbagai teori untuk penelitian kualitatif ini. Peneliti akan mengamati proses pembelajaran inklusi yang berlangsung di SMPIT Alam Permata ini, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaannya, penilaian dan pengawasan pembelajarannya. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti mengumpulkan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi pembelajaran inklusi berbasis Islam di SMPIT Alam Permata dilakukan sesuai dengan aturan pemerintah, yakni memberikan pelayanan yang baik, tetapi pemerintah sendiri yang tidak melakukan aturan yang ada, seperti dalam landasan yuridis: UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 ayat 1, sedangkan pemerintah kabupaten tidak menjamin pembelajaran inklusi di sekolah ini terlaksana dengan baik, padahal pihak sekolah sudah memberikan pendidikan yang layak dan juga sesuai dengan tujuan pendidikan inklusi dan pendidikan Islam. Dan tentu ada beberapa pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran ini, salah satu penghambatnya adalah kurangnya guru pendamping khusus. Meski begitu, ada upaya-upaya untuk mengatasi hambatan yang ada, seperti memberikan kegiatan kepada masing-masing anak berkebutuhan khusus.