Identifikasi Hubungan Kausal dari Faktor-Faktor Disfungsi Seksual pada Wanita Penderita Kanker di Indonesia
Abstract
Disfungsi seksual adalah situasi dimana terdapat kelainan seksual sehingga kenikmatan
seseorang menurun atau bahkan hilang. Pada wanita, disfungsi seksual biasa diindikasikan
dengan permasalahan hasrat seksual, gairah seksual, lubrikasi, orgasme, kepuasan seksual,
hingga munculnya rasa sakit ketika berhubungan. Sebelum ini, telah dilakukan studi-studi
yang berfokus pada faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan disfungsi seksual.
Sebagian studi lainnya melakukan analisis korelasi terhadap faktor-faktor tersebut. Namun,
sepanjang pengetahuan kami, belum ada studi yang mencoba mengidentifikasi hubungan
kausal (sebab-akibat) antara faktor-faktor disfungsi seksual, terlebih pada wanita penderita
kanker. Model kausal adalah sebuah representasi dari interaksi-interaksi fundamental antara
faktor-faktor di dalam sebuah konteks permasalahan. Pemodelan kausal adalah hal yang
penting di dalam banyak domain keilmuan. Sebagai contoh dari bidang psikologi klinis,
model kausal dapat dijadikan landasan saintifik dalam pengembangan sebuah terapi. Untuk
itu, di dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk memodelkan hubungan kausal antara
faktor-faktor disfungsi seksual pada wanita penderita kanker. Tahapan penelitian ini adalah
sebagai berikut. Pertama, penulis akan melakukan studi literatur untuk mendapatkan
perspektif yang komprehensif terhadap permasalahan ini. Kedua, penulis akan melakukan
pemrosesan data sehingga siap untuk dikomputasi. Dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan data dari penelitian sebelumnya di UGM; 172 responden kanker wanita, yang
dirawat di Rumah Sakit dr. Sardjito dan Rumah Sakit Margono Purwokerto. Ketiga,
berdasarkan data tersebut penulis akan mengidentifikasi hubungan kausal dari faktor-faktor
disfungsi seksual menggunakan sebuah metode kausal baru bernama Stable Specification
Search for Cross-sectional Data with Latent Variable (S3C-Latent). Metode ini memiliki
keunggulan dalam hal stabilitas dan kompleksitas model. Keempat, penulis akan
mengevaluasi model ini bersama para pakar yaitu dokter, tenaga kesehatan, dan penelitipeneliti
yang
fokus
pada
bidang
ini.
Tahap
terakhir
adalah
diseminasi,
model
yang
sudah
dievaluasi
akan
ditampilkan
melalui
sistem
berbasis
web,
sehingga
dapat
diakses
secara
luas.
Dalam
penelitian
ini,
ditemukan
hubungan
kausal
yaitu
faktor
kepuasan
seksual
dipengaruhi
oleh
semua
faktor
(hasrat
seksual,
gairah
seksual,
lubrikasi,
orgasme,
dan
rasa
sakit)
yang
memenuhi
sel
dengan
reliability
score
masing-masing
1,
0.64,
0.65,
0.6,
dan
0.6.
Faktor
gairah
seksual
memengaruhi
lubrikasi
dan
orgasme
yang
memenuhi
sel
dengan
reliability
score
masing-masing
0.82,
0.6.
Faktor
lubrikasi
memengaruhi
orgasme
dan
rasa
sakit
yang
memenuhi
sel
dengan
reliability
score
masing-masing
0.85,
0.6.
Faktor
nyeri
memengaruhi
hasrat
seksual
yang
memenuhi
memenuhi
sel
dengan
reliability
score
0.6.
Selain
hubungan
kausal,
juga
ditemukan
asosiasi
yang
kuat
antara
hasrat
seksual
dengan
gairah
seksual
yang
memenuhi
sel
dengan
reliability
score
0.86,
hasrat
seksual
dengan
orgasme
yang
memenuhi
sel
dengan
reliability
score
0.80,
dan
gairah
seksual
dengan
rasa
sakit
yang
memenuhi
sel
dengan
reliability
score
0.80.
Kami
berharap
melalui
penelitian
ini,
kualitas
pasien
kanker
yang
mengalami
disfungsi
seksual
dapat
ditingkatkan.