Analisis Kemampuan Proses Pengantongan Di Departemen Produksi IB PT. Petrokimia Gresik
Abstract
Pada penelitian ini, peniliti berfokus pada proses pengantongan yang menjadi bagian yang
penting dari produksi pupuk urea, karena proses tersebut berfungsi mengatur pengemasan produk
pupuk urea. Di tahun 2020, pada proses pengantongan menghasilkan produk yang tidak sesuai
dari berat produk kemasan yang sudah ditentukan yaitu 50 Kg dengan ring toleransi sebesar 50,2
Kg sampai dengan 50,4 yang disebut dengan OKT (Original Kurang Timbang). Untuk itu,
peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui pengendalian kontrol proses dengan Peta
Kendali X dan R yang digunakan untuk memantau proses bagging yang dimana proses tersebut
mempunyai karakteristik berdimensi kontinyu, setelah Peta Kendali X dan R dinyatakan
terkendali, maka dilanjutkan untuk menghitung kapabilitas proses bagging yang dilakukan secara
statistik dengan menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC). Penelitian ini
menggunakan perhitungan kapabilitas dengan metode Statistical Quality Control (SQC) karena
peneliti ingin mengetahui kemampuan dan keoptimalan dari proses pengantongan (bagging) di
Departemen Produksi IB dengan mengetahui besar nilai kapabilitas proses mesin (Cp) dan nilai
indeks kapabilitas proses (Cpk) proses bagging, dan juga peneliti menggunakan metode FMEA
(Failure Mode and Analisys) untuk mengidentifikasi permasalahan pada proses pengantongan
(bagging) sebagai upaya pencegahan dari kegagalan proses pengantongan. Hasil dari penelitian
menunujukkan bahwa Peta Kendali X dan R proses pengantongan periode Januari 2020 –
Desember 2020 sudah masuk ke dalam batas pengendalian) dan tidak ada data yang bersifat
outlier. Pada perhitungan kapabilitas proses terdapat 44 data proses pengantongan dikatakan
mampu memenuhi spesifikasi desain, 16 data proses pengantongan dikatakan mampu memenuhi
spesifikasi desain, dan 12 data proses pengantongan dikatakan tidak mampu memenuhi
spesifikasi desain, dan dengan Metode FMEA menunjukkan bahwa penyebab atau faktor dari
kegagalan proses pengantongan yaitu terjadinya kerusakan part-part mesin penunjang proses
pengantongan yang disebabkan oleh senyawa urea yang bersifat korosif, tidak adanya jadwal
pengecekan rutin part mesin secara berkala, dan kurangnya SDM pada Departemen
Pemeliharaan 1.
Collections
- Industrial Engineering [2224]