Model Extreme Programming Dalam Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Ibu Hamil Untuk Menurunkanangka Kematian Ibu (Studi Kasus Kabupaten Bantul)
Abstract
Angka kematian ibu masih tinggi di beberapa daerah dengan berbagai faktor, tepatnya di
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan data yang telah di peroleh
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, tahun 2018 hingga 2019 sebanyak 28 ibu hamil
meninggal dunia. Kader Posyandu, dan Puskesmas sebagai salah satu tenaga kesehatan telah
berupaya secara maksimal untuk mengurangi AKI (Angka Kematian Ibu) di Kabupaten
Bantul. Namun pada proses pelaksanaannya, Kader Posyandu dan Puskesmas seringkali
menemui kendala dalam melakukan pendataan terhadap ibu hamil dikarenakan masih
menggunakan metode manual. Pencatatan manual dengan menggunakan buku memiliki
kekurangan, seperti apabila Ibu hamil lupa membawa buku. Oleh karena itu diperlukan
aplikasi pemeriksaan ibu hamil yang bisa mengetahui Riwayat kehamilan dan pemeriksaan
sehingga memudahkan monitoring oleh petugas Kader Posyandu, Puskesmas, Dokter dan
Rumah Sakit supaya pada saat menghadapi kondisi darurat pasien ibu hamil dapat ditangani
dengan tepat dan tidak terlambat. Aplikasi yang digunakan oleh ibu hamil berbasis Mobile
Apps, dan Sistem Informasi Monitoring yang digunakan oleh Kader Posyandu, Puskesmas,
Dokter dan Rumah Sakit berbasis Web. Aplikasi yang dibangun dengan perangkat lunak
seperti Android Studio dan Sublime Text. Metode pengembangan sistem menggunakan
Extreme Programming. Sistem yang akan dibangun nantinya dapat menampilkan Riwayat
pemeriksaan dan memudahkan ibu hamil melakukan konseling atau pemeriksaan tanpa
bertatap muka langsung dengan Dokter. Jika terjadi permasalahan dalam kandungan, dokter
akan segera memberikan solusi atau rekomendasi, Dari hasil pengujian sistem dengan 15
responden sebagai user (pengguna) menyatakan 52,1 % sangat setuju, 37,7 % setuju, 10,2
% netral, untuk interface sistem. Penerapan sistem informasi monitoring ibu hamil beresiko
tinggi ini sebagian besar diterima oleh semua actor. Namun, berdasarkan hasil pengujian
terhadap antarmuka (interface) beberapa actor bersikap netral terkait apakah antarmuka dari
sistem ini menarik bagi actor apa tidak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam
upaya mendigitalisasikan pencatatan manual pemeriksaan ibu hamil, sistem informasi
monitoring ibu hamil beresiko tinggi ini layak untuk di implementasikan di masyarakat.