Hubungan Antara Kesejahteraan Spiritual Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan spiritual
dengan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronis. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah terdapat hubungan positif antara kesejahteraan spiritual dengan kualitas
hidup. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 111 pasien yang telah didiagnosis
penyakit gagal ginjal kronis selama minimal 6 bulan dan memiliki riwayat terapi
hemodialisis dan telah didagnosis. Skala kualitas hidup yang digunakan adalah
terjemahan WHOQOL-BREF (World Health Organization, 2004) dan digunakan
dalam penelitian Apriandini & Bahri (2017). Skala kesejahteraan spiritual
menggunakan Spiritual Well Being Scale (SWBS) yang disusun oleh Paloutzian &
Ellison (1982) dan digunakan dalam penelitian Utama (2018). Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan Spearman Rho dan hasilnya menunjukkan terdapat
hubungan positif antara kesejahteraan spiritual dan kualitas hidup pada pasien
gagal ginjal kronis dengan nilai koefisien korelasi r=0,654 dan nilai signifikansi
p=0,000 (p<0,05). Hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu semakin tinggi
tingkat kesejahteraan spiritual yang dimiliki pasien gagal ginjal kronis, maka akan
semakin tinggi tingkat kualitas hidupnya. Analisis tambahan dilakukan dengan uji
korelasi antar dimensi yang menunjukkan bahwa dimensi eksistensial memiliki
hubungan paling besar (r=0,580) dan religius paling kecil (r=0,322) dengan
dimensi lingkungan. Uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada tingkat kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual apabila ditinjau
dari usia. Perbedaan kualitas hidup signifikan (p=0,045), sebaliknya kesejahteraan
spiritual tidak signifikan berdasarkan jenis kelamin. Tingkat kualitas hidup
(p=0,031) dan kesejahteraan spiritual (p=0,001) memiliki perbedaan yang
signifikan berdasarkan durasi pengobatan.
Collections
- Psychology [2270]