Pengaruh Berbagai Metode Pencampuran Terhadap Karakteristik Campuran Superpave Dan Aspal Porus
Abstract
Karakteristik yang harus dimiliki oleh campuran beton aspal yaitu stabilitas, durabilitas atau
keawetan, kelenturan, ketahanan terhadap kelelahan dan lainnya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi karakteristik dari perkerasan yaitu metode pencampuran. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh penggunaan berbagai metode pencampuran pada perkerasan dengan campuran
superpave dan aspal porus melalui pengujian Marshall, Cantabro Loss, ITS, IRS, dan TSR.
Penelitian dimulai dengan menguji sifat fisik dari aspal Pen 60/70, dan agregat, kemudian
mencari nilai KAO untuk campuran superpave dan campuran aspal porus, kemudian melakukan
pengujian Marshall, ITS, IRS, Cantabro Loss, dan TSR mengunakan berbagai metode pencampuran
yaitu metode 1 (konvensional), metode 2 (agregat kasar + aspal, disusul agregat lain), dan metode 3
(agregat kasar + medium + aspal, disusul agregat lain).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengujian Marshall campuran superpave untuk
nilai stabilitas terbaik yaitu menggunakan metode pencampuran 3 tahap (1373,63 kg), sedangkan
untuk campuran aspal porus terbaik yaitu menggunakan metode konvensional (508,42 kg). Nilai
terbaik untuk pengujian ITS campuran superpave yaitu menggunakan metode konvensional (20,44
kg/cm), sedangkan untuk campuran aspal porus yaitu menggunakan metode pencampuran 2 tahap
(5,94 kg/cm). Nilai IRS terbaik untuk campuran superpave yaitu menggunakan metode pencampuran 3
tahap (91,26 %), sedangkan untuk campuran aspal porus yaitu menggunakan metode pencampuran 3
tahap (68,57 %). Nilai TSR terbaik untuk campuran superpave yaitu menggunakan metode
konvensional (71,71 %), sedangkan untuk campuran aspal porus yaitu menggunakan metode
konvensional (89,71 %). Nilai Cantabro Loss terbaik untuk campuran superpave yaitu menggunakan
metode pencampuran 3 tahap (2,37 %), sedangkan untuk campuran aspal porus yaitu menggunakan
metode konvensional (24,78 %). Berdasarkan hasil parameter pengujian dapat disimpulkan bahwa
untuk campuran superpave disaran menggunakan metode pencampuran 3 tahap, sedangkan untuk
campuran aspal porus disarankan menggunakan metode konvensional.
Collections
- Civil Engineering [4229]