Show simple item record

dc.contributor.advisorMiftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D.
dc.contributor.authorAlan Tri Wahyudi
dc.date.accessioned2021-07-06T13:19:58Z
dc.date.available2021-07-06T13:19:58Z
dc.date.issued2020-05-09
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/30121
dc.description.abstractKarakteristik yang harus dimiliki oleh campuran beton aspal yaitu stabilitas, durabilitas atau keawetan, kelenturan, ketahanan terhadap kelelahan dan lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik dari perkerasan yaitu metode pencampuran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai metode pencampuran pada perkerasan dengan campuran superpave dan aspal porus melalui pengujian Marshall, Cantabro Loss, ITS, IRS, dan TSR. Penelitian dimulai dengan menguji sifat fisik dari aspal Pen 60/70, dan agregat, kemudian mencari nilai KAO untuk campuran superpave dan campuran aspal porus, kemudian melakukan pengujian Marshall, ITS, IRS, Cantabro Loss, dan TSR mengunakan berbagai metode pencampuran yaitu metode 1 (konvensional), metode 2 (agregat kasar + aspal, disusul agregat lain), dan metode 3 (agregat kasar + medium + aspal, disusul agregat lain). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengujian Marshall campuran superpave untuk nilai stabilitas terbaik yaitu menggunakan metode pencampuran 3 tahap (1373,63 kg), sedangkan untuk campuran aspal porus terbaik yaitu menggunakan metode konvensional (508,42 kg). Nilai terbaik untuk pengujian ITS campuran superpave yaitu menggunakan metode konvensional (20,44 kg/cm), sedangkan untuk campuran aspal porus yaitu menggunakan metode pencampuran 2 tahap (5,94 kg/cm). Nilai IRS terbaik untuk campuran superpave yaitu menggunakan metode pencampuran 3 tahap (91,26 %), sedangkan untuk campuran aspal porus yaitu menggunakan metode pencampuran 3 tahap (68,57 %). Nilai TSR terbaik untuk campuran superpave yaitu menggunakan metode konvensional (71,71 %), sedangkan untuk campuran aspal porus yaitu menggunakan metode konvensional (89,71 %). Nilai Cantabro Loss terbaik untuk campuran superpave yaitu menggunakan metode pencampuran 3 tahap (2,37 %), sedangkan untuk campuran aspal porus yaitu menggunakan metode konvensional (24,78 %). Berdasarkan hasil parameter pengujian dapat disimpulkan bahwa untuk campuran superpave disaran menggunakan metode pencampuran 3 tahap, sedangkan untuk campuran aspal porus disarankan menggunakan metode konvensional.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectmetode pencampuranen_US
dc.subjectsuperpaveen_US
dc.subjectaspal porusen_US
dc.subjectpencampuran bertahapen_US
dc.titlePengaruh Berbagai Metode Pencampuran Terhadap Karakteristik Campuran Superpave Dan Aspal Porusen_US
dc.Identifier.NIM15511128


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record