Efektivitas Dan Risiko Bencana Pada Jalur Evakuasi Di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi
Abstract
Kecamatan Cangkringan merupakan salah satu wilayah terdampak langsung dari
erupsi Gunung Merapi. Salah satu hal yang menunjang keselamatan penduduk pada saat
terjadi bencana adalah keberadaan dan kondisi jalur evakuasi. Hendaknya jalur evakuasi
dirancang agar memiliki kinerja dan tingkat pelayanan yang memadai supaya pada saat
terjadi bencana, penduduk dapat dievakuasi dengan cepat dan selamat. Tujuan dari
penelitian adalah untuk mengevaluasi kinerja jalur, kondisi perkerasan jalan,
pendistribusian arah pergerakan saat evakuasi dan tingkat risiko pada jalur evakuasi yang
akan dilewati para pengungsi.
Metode yang digunakan dalam penilaian kinerja jalan berdasarkan MKJI (1997)
meliputi penilaian kecepatan, kapasitas dan derajat kejenuhan. Setelah kapasitas jalan telah
diketahui maka langkah selanjutnya adalah mengestimasi waktu evakuasi penduduk.
Penilaian kondisi perkerasan menggunakan metode PCI dengan alat meteran untuk
mengetahui luasan dan pengelompokkan tingkat kerusakan kemudian di analisa dengan
standar FAA (1982). Selanjutnya perencanaan arah distribusi dilakukan menggunan
software network analyst yang ada di dalam quantum gis data dasar jaringan jalur evakuasi
berdasarkan ketentuan dari BPBD Sleman. Pembobotan risiko berdasarkan hasil analisis
dari parameter seperti kinerja jalan, kondisi perkerasan, kepadatan penduduk dan jarak
menuju lokasi barak kemudian diberikan skor dari setiap varibel terbagi atas risiko rendah,
sedang dan tinggi.
Kinerja jalur evakuasi jika diasumsikan dilewati dengan seluruh jumlah kendaraan
yang ada pada setiap desa, maka hampir seluruh jalur evakuasi tidak mampu melayani
secara maksimal karena nilai V/C ratio melebihi batas maksimum yang diperbolehkan
dalam standar MKJI 1997 yaitu ≤ 0,75. Waktu evakuasi dengan menggunakan seluruh
kendaraan diperoleh 59,4 menit, jika menggunakan kendaraan dengan persentase 100%
kendaraan massal (truck) dan 50% kendaraan pribadi mobil atau motor waktu yang
diperoleh 21,1 menit. Kondisi perkerasan jalur evakuasi Kecamatan Cangkringan didapat
rating baik (good) s/d sempurna (excellent) sebesar 63% rating sedang (fair) 21%
dan 16% masuk dalam rating terendah yaitu kondisi perkerasan jelek (poor) s/d
gagal (failed). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari network analyst didapatkan 1
jalur baru. Jalur tersebut memliki waktu tempuh yang lebih pendek dibandingkan
jalur yang telah ada. Pada Kondisi eksisting tingkat risiko hampir seluruh jalur
evakuasi memiliki nilai risiko tinggi. Untuk mengurangi tingkat risiko maka perlu
dilakukan beberapa skenario, pelebaran jalan, perbaikan kondisi perkerasan dan
juga menggunakan kendaraan massal sebagai pengganti kendaraan pribadi yang
digunakan pada saat evakuasi.