Show simple item record

dc.contributor.advisorMiftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D.
dc.contributor.advisorBerlian Kushari, ST., M.Eng
dc.contributor.authorAKBARSYAH MUHAMMAD TANJUNG
dc.date.accessioned2021-07-06T03:53:15Z
dc.date.available2021-07-06T03:53:15Z
dc.date.issued2020-11-04
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/30075
dc.description.abstractKecamatan Cangkringan merupakan salah satu wilayah terdampak langsung dari erupsi Gunung Merapi. Salah satu hal yang menunjang keselamatan penduduk pada saat terjadi bencana adalah keberadaan dan kondisi jalur evakuasi. Hendaknya jalur evakuasi dirancang agar memiliki kinerja dan tingkat pelayanan yang memadai supaya pada saat terjadi bencana, penduduk dapat dievakuasi dengan cepat dan selamat. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengevaluasi kinerja jalur, kondisi perkerasan jalan, pendistribusian arah pergerakan saat evakuasi dan tingkat risiko pada jalur evakuasi yang akan dilewati para pengungsi. Metode yang digunakan dalam penilaian kinerja jalan berdasarkan MKJI (1997) meliputi penilaian kecepatan, kapasitas dan derajat kejenuhan. Setelah kapasitas jalan telah diketahui maka langkah selanjutnya adalah mengestimasi waktu evakuasi penduduk. Penilaian kondisi perkerasan menggunakan metode PCI dengan alat meteran untuk mengetahui luasan dan pengelompokkan tingkat kerusakan kemudian di analisa dengan standar FAA (1982). Selanjutnya perencanaan arah distribusi dilakukan menggunan software network analyst yang ada di dalam quantum gis data dasar jaringan jalur evakuasi berdasarkan ketentuan dari BPBD Sleman. Pembobotan risiko berdasarkan hasil analisis dari parameter seperti kinerja jalan, kondisi perkerasan, kepadatan penduduk dan jarak menuju lokasi barak kemudian diberikan skor dari setiap varibel terbagi atas risiko rendah, sedang dan tinggi. Kinerja jalur evakuasi jika diasumsikan dilewati dengan seluruh jumlah kendaraan yang ada pada setiap desa, maka hampir seluruh jalur evakuasi tidak mampu melayani secara maksimal karena nilai V/C ratio melebihi batas maksimum yang diperbolehkan dalam standar MKJI 1997 yaitu ≤ 0,75. Waktu evakuasi dengan menggunakan seluruh kendaraan diperoleh 59,4 menit, jika menggunakan kendaraan dengan persentase 100% kendaraan massal (truck) dan 50% kendaraan pribadi mobil atau motor waktu yang diperoleh 21,1 menit. Kondisi perkerasan jalur evakuasi Kecamatan Cangkringan didapat rating baik (good) s/d sempurna (excellent) sebesar 63% rating sedang (fair) 21% dan 16% masuk dalam rating terendah yaitu kondisi perkerasan jelek (poor) s/d gagal (failed). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari network analyst didapatkan 1 jalur baru. Jalur tersebut memliki waktu tempuh yang lebih pendek dibandingkan jalur yang telah ada. Pada Kondisi eksisting tingkat risiko hampir seluruh jalur evakuasi memiliki nilai risiko tinggi. Untuk mengurangi tingkat risiko maka perlu dilakukan beberapa skenario, pelebaran jalan, perbaikan kondisi perkerasan dan juga menggunakan kendaraan massal sebagai pengganti kendaraan pribadi yang digunakan pada saat evakuasi.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKinerja Jalanen_US
dc.subjectWaktu Evakuasien_US
dc.subjectKondisi Perkerasanen_US
dc.subjectNetwork Analysten_US
dc.subjectTingkat Risikoen_US
dc.titleEfektivitas Dan Risiko Bencana Pada Jalur Evakuasi Di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapien_US
dc.Identifier.NIM14914028


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record