Valuasi Tingkat Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi (Studi Kasus: Kantor Sabo Training Center Balai Besar Serayu Opak Kementrian PUPR)
Abstract
Kantor Sabo Training Center Balai Besar Serayu Opak Kementrian PUPR
berlokasi di Tajem, Sleman, D.I.Yogyakarta. Bangunan kantor ini berupa gedung beton
bertulang 2 lantai dengan luas 900m
yang dibangun tahun 1988 dan bertugas dalam
pengawasan pembangunan dan juga pengawasan fungsi Sabo, bendung, maupun
bendungan yang berada di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Berdasarkan aplikasi penditeksi
ancaman bencana “inaRisk Personal” yang dikeluarkan oleh BNPB, lokasi tersebut
mempunyai ancaman bencana gempa bumi dengan kategori “kelas bahaya tinggi”. Oleh
karena itu perlu dilakukan mitigasi awal untuk menekan dampak yang diakibatkan dari
bencana gempa bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu apakah bangunan
kantor Sabo Training Center rawan terhadap bencana gempa bumi dan juga mengevaluasi
tingkat kesiapsiagaan sumberdaya manusia atau pegawai kantor untuk kemudian
dijadikan acuan langkah apa yang harus dilakukan terhadap hasil evaluasi tingkat
kesiapsiagaan tersebut. Mitigasi awal terhadap fisik bangunan dilakukan dengan metode
RVS (Rapid Visual Screening) yang dikeluarkan oleh FEMA (Federal Emergency
Management Agency). Sedangkan mitigasi awal terhadap sumberdaya manusia penghuni
bangunan dilakukan dengan metode framework kesipasiagaan masyarakat yang berasal
dari LIPI-UNESCO/ISDR (2006) dengan 5 parameter yaitu Pengetahuan dan Sikap
terhadap resiko bencana (Knowledge and Atitude), Kebijakan dan Panduan (Policy
Statement), Rencana Untuk Keadaan Darurat Bencana (Emergency Planning), Sistim
Peringatan Bencana (Warning System) , dan, Kemampuan Untuk Memobilisasi Sumber
Daya (Resoure Mobilization Capacity).
2
Berdasarkan hasil penelitian dapat disumpulkan bahwa bangunan Kantor Sabo
Training Center ini rawan terhadap gempa bumi dan harus dilakukan evaluasi struktur
terperinci oleh seorang profesional desain berpengalaman. Hal tersebut diketahui dari
hasil Rapid Visual Screening tingkat 1 didapat skor akhir 0,6. Skor Akhir 0,6 berarti ada
peluang 1 dari 10
, atau 1 dari 4 bangunan akan runtuh jika gerakan tanah (gempa)
terjadi. Hasil dari evaluasi tingkat kesiapsiagaan komunitas Kantor Sabo Training Center
Balai Besar Serayu Opak Kementrian PUPR saat ini berada pada kategori kesiapsiagaan
sedang dengan nilai indeks sebesar 61.89. Rendahnya nilai kesiapsiagaan dipengaruhi
oleh lemahnya parameter Rencana tanggap darurat (EP) dengan nilai indeks 38.26;
parameter terendah kedua adalah parameter Peringatan bencana (WS) dengan nilai indeks
44.23; parameter Mobilisasi sumber daya (RMC) memperoleh nilai indeks 49.55;
parameter Kebijakan dan panduan (PS) mendapat ilai indeks 61.78; dan nilai indeks
tertinggi adalah parameter Pengetahuan dan sikap (KA) dengan nilai indeks 77.73. Untuk
meningkatkan kesiapsiagaan bencana gempa bumi dikantor Sabo Training Center dapat
dilakukan dengan penguatan parameter Rencana Tanggap Darurat (EP) dengan cara
membuat rencana evakuasi dan melakukan simulasi evakuasi; menguatkan parameter
Peringatan Bencana (WS) dengan cara menjadikan pengeras suara pada mushola untuk
dijadikan peringatan kejadian bencana, baik pada peringatan terjadinya bencana,
pengakhiran bencana, dan kondisi aman setelah bencana dan disepakati bersama oleh
seluruh pegawai; menguatkan parameter Mobilisasi Sumberdaya (RMC) dengan cara
mengadakan seminar atau workshop tentang kebencanaan dan mengadakan simulasi
bencana yang melibatkan seluruh pegawai kantor.