Show simple item record

dc.contributor.advisorBerlian Kushari
dc.contributor.author13511278 Dian Ratnaningsih
dc.date.accessioned2021-07-02T01:11:38Z
dc.date.available2021-07-02T01:11:38Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/29916
dc.description.abstractSimpang Pandanaran dan simpang Besi Jangkang yang terletak di kabupaten Sleman Kota Yogyakarta tidak lepas dari permasalahan lalu lintas. Kedua simpang tersebut memiliki jarak 350 meter. Sehingga, jarak simpang yang pendek dan banyaknya volume kendaraan yang melewati kedua simpang tersebut akan menimbulkan masalah. Permasalahan yang terjadi dikarenakan belum adanya koordinasi simpang antar simpang Pandanaran dan simpang Besi Jangkang yang mengakibatkan kemacetan pada saat jam sibuk. Maka dari itu, pada penelitian ini akan memberikan alternatif perbaikan solusi antara koordinasi sinyal kedua simpang untuk mengatasi kemacetan pada saat jam sibuk. Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan pada saat jam puncak kemudian dianalisis dengan menggunakan metode MKJI 1997 untuk mendapatkan derajat kejenuhan, panjang antrian, tundaan pada simpang Pandanaran, setelah kedua simpang menjadi simpang bersinyal kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak VISSIM untuk mendaptkan panjang antrian, tundaan, kecepatan, dan waktu tempuh. Setelah dilakukan analisis dengan metode MKJI 1997 pada simpang Pandanaran didapat hasil derajat kejenuhan pada lengan Utara sebesar 1,170 dan tingkat pelayanannya yaitu D, lengan Selatan sebesar 1,194 dan tingkat pelayanannya yaitu C, lengan Barat sebesar 1,132 dan tingkat pelayannya yaitu B dengan hasil waktu siklus sebesar 107 detik. Setelah didapatkan hasil pada simpang tak bersinyal Pandanaran menjadi simpang Bersinyal selanjutnya kedua simpang dikoordinasikan dengan menggunakan diagram koordinasi, software VISSIM dan didapatkan hasil penurunan yang signifikan, waktu tempuh yang lebih cepat serta tundaan yang mengalami penurunan sehingga kinerja pelayanan dari kedua simpang tersebut cukup bagus. Berdasarkan nilai panjang antrian, waktu tempuh perjalan, serta waktu tundaan dengan presentase rata-rata penurunan nilai panjang antrian pada simpang Pandanaran mengalami peningkatan 7%, Timur mengalami peningkatan 43%, Selatan penurunan 7% dan pada simpang Besi Jangkang pada lengan Utara mengali penurunan 15%, Barat penurunan 49%, Selatan kenaikan 7%. Hasil tundaan mengalami penurunan pada simpang Pandanaran lengan Utara sebesar 48%, Timur 1%, Selatan tidak mengalmi perubahan dan hasil dari simpang Besi Jangkang pada lengan Utara mengalami kenaikan sebesar 23%, Barat penurunan sebesar 31%, dan Selatan 4%, sehingga didapatkan tingkat pelayanan pada kedua simpang yaitu simpang pandanaran lengan Utara B, Timur C, Selatan B dan simpang Besi Jangkang lengan Utara adalah C, Barat C, dan Selatan B.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectSimpang Bersinyalen_US
dc.subjectSimpang Tak Bersinyalen_US
dc.subjectMKJI 1997en_US
dc.subjectVISSIMen_US
dc.subjectKoordinasi Sinyalen_US
dc.titleKoordinasi Sinyal Simpang Jalan yang Berdekatan dengan Permodelan VISSIM: Study Kasus Simpang Pandanaran dan Simpang Besi Jangkang Kabupaten Slemanen_US
dc.Identifier.NIM13511278


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record