Analisis Motif Akuisisi Pelabuhan Hambantota di Sri Lanka oleh Tiongkok Melalui Kerjasama Belt and Road Initiative pada tahun 2017-2019 Berdasarkan Kekuatan Struktural Susan Strange
Abstract
Beberapa tahun terakhir muncul perdebatan terkait dengan kerjasama
ekonomi Tiongkok yaitu Belt and Road Initiative sebagai jebakan utang
berdasarkan apa yang terjadi di Sri Lanka, Pakistan, serta negara-negara lain yang
gagal dalam membayar utang kepada Tiongkok. Sri Lanka menjadi salah satu
korban yang gagal membayar utang negaranya kepada Tiongkok, sehingga harus
menyerahkan salah satu pelabuhannya yaitu Pelabuhan Hambantota. Pelabuhan
Hambantota yang dicanangkan menjadi pelabuhan global, ternyata menyebabkan
kerugian sehingga semakin mendorong Sri Lanka dalam keadaan krisis utang.
Banyak pihak yang menyebut bahwa, investasi Tiongkok dalam pembangunan
pelabuhan ini merupakan jebakan agar Tiongkok dapat menguasai negara tersebut.
Dalam penelitian ini akan membahas terkait dengan motif apa sebenarnya
yang dibawa oleh Tiongkok hingga akhirnya setuju untuk mengakuisisi Pelabuhan
Hambantota yang ada di Sri Lanka. Hal ini guna menunjukan bahwa ketika suatu
negara melakukan kerjasama, akan terdapat kepentingan yang dibawa oleh negara
tersebut. Dalam menganalisis permasalahan tersebut penelitian ini akan
menggunakan konsep dari Susan Strange terkait dengan kekuatan struktural.
Collections
- International Relations [504]