Prototipe Bilik Sampel Covid-19 Dan Sistem Monitornya
Abstract
Covid-19 telah berkembang pesat ke seluruh dunia dan menjadi masalah global. Penyakit
ini menyebabkan populasi yang terinfeksi jauh melebihi SARS-CoV dan MERS-CoV walau
dengan tingkat kematian yang lebih rendah. Salah satu manajemen klinis penting Covid-19
adalah mass screening (skrining masal). Semakin banyak populasi yang diskrining, maka jumlah
populasi terinfeksi juga semakin banyak yang diketahui. Ini penting untuk menentukan strategi
penanganan Covid-19. Baku standar (gold standard) penegakan diagnosis Covid-19 adalah tes
swab di mana sampel medis diambil dari bagian belakang rongga hidung. Idealnya proses ini
dilakukan di laboratorium. Namun untuk mempercepat skrining, proses pengambilan sampel bisa
dilakukan di tempat umum. Proses pengambilan sampel swab sangat berisiko karena pasien bisa
bersin atau batuk. Untuk itu diperlukan ruangan yang mampu mencegah potensi penularan. Pada
tugas akhir ini, saya merancang prototipe bilik sampel Covid-19 yang digunakan di ruangan
terbuka. Bilik sampel Covid-19 dibuat dengan konsep ruang bertekanan negatif untuk
mengurangi risiko infeksi melalui transmisi udara di dalam ruangan. Untuk mempertahankan
konsep ruangan bertekanan negatif digunakan kipas exhaust dengan kapasitas 180 CMH (Cubic
Meter Hour). Bilik sampel juga dilengkapi dengan sistem monitoring selisih tekanan udara, suhu
dan kelembaban. Parameter suhu dan kelembaban udara dimonitor dengan sensor DHT22,
sedangkan selisih tekanan udara menggunakan sensor D6F-PH0505AD3. Data sensor tersebut
dibaca dengan menggunakan mikrokontroler Arduino Uno. Sensor DHT22 (suhu dan
kelembaban udara) diletakkan di dalam bilik sampel sedang sensor D6F-PH0505AD3 (tekanan
udara) diletakkan di luar bilik sampel. Arduino Uno akan membaca data kedua sensor secara
periodic dan menampilkan pada LCD yang diletakkan di luar bilik sampel. Sistem monitoring
tersebut akan memberikan peringatan berupa indikator LED apabila nilai selisih tekanan udara,
suhu dan kelembaban tidak sesuai (di bawah 2,5Pa). Dari hasil pengukuran diketahui nilai
akurasi sensor D6F-PH0505AD3 sebesar 93,06%. Akurasi sensor DHT22 terhadap pembacaan
suhu sebesar 98,25%, DHT22 terhadap pembacaan kelembaban udara sebesar 91,02%
dibandingkan dengan kalibrator.
Collections
- Electric Engineering [783]