Show simple item record

dc.contributor.authorNovianti, Diyah Hayu
dc.date.accessioned2017-07-06T09:02:05Z
dc.date.available2017-07-06T09:02:05Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2938
dc.description.abstractDengan menyandang predikat kota pelajar, Yogyakarta semakin padat penduduknya dimana pendatangnya sebagian besar merupakan kaum remaja. Kepadatan kota menimbulkan masalah tersendiri bagi penduduk yang menyangkut keseimbangan antara fisik dan mental yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan, sehingga semakin banyak masyarakat yang menyadari arti pentingnya kesehatan melalui olahraga. Dengan semakin banyaknya pelaku olahraga maka dibutuhkan sarana-sarana olahraga yang akan menampung para pelaku olahraga. Sebagai penyandang kota budaya, Yogyakarta dikenal sebagai tempat orang-orang seni berkumpul. Pemilihan bangunan dipusat kota menjadikan bangunan yang tertutup (indoor) agar tidak terganggu oleh keramaian kota dan tidak tergantung pengaruh faktor iklim dan curah hujan. Disisi lain pemilihan bangunan dipusat kota memiliki keuntungan dalam kemudahan pencapaian, dengan melihat remaja yang selalu bergerak kepusat kota. Keterpaduan kegiatan olahraga dan seni dalam satu wadah merupakan suatu alternatif yang ditawarkan untuk menggabungkan dua aspek yang berbeda namun dapat saling mendukung satu sama lainnya. Untuk mengatasi hal itu dibuatlah sarana dengan jenis-jenis kegiatan yang ada didalamnya meliputi kegiatan olahraga renang dan senam serta seni tari dan teater. Teori-teori yang berhubungan dengan perancangan tata ruang dalam serta gejala-gejala yang ditimbulkan akibat keterpaduan ruang dibahas dengan mengkaitkan jenis kegiatan yang ada serta disesuaikan dengan para pelaku olahraga dan seni yang ada didalam sarana itu. Tinjauan faktual dilakukan dengan melihat obyek pembanding secara parsial pada bangunan-bangunan yang memilki fungsi olahraga dan seni, sehingga dapat diketahui tata atur peruangan pada bangunan olahraga indoor dan bangunan ferforming art serta besarnya kebutuhan ruang yang digunakan. Keterpaduan ruang dicapai dengan menganalisis pola kegiatan dan karakteristik kegiatan olahraga dan seni, sehingga dapat diketahui bahwa pada bangunan olahraga dan seni terjadi kegiatan pelatihan dan komersial. Penentuan frekuensi serta penjadwalan penggunaan ruang dilakukan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya crossing waktu penggunaan ruang. Dengan demikian, keterpaduan ruang pada bangunan olahraga dan seni tercapai dengan membagi ruang berdasarkan penggunaan ruang dengan karakter kegiatan yang sejenis dalam waktu bersamaan seperti pada ruang-ruang pengelola, karakter kegiatan sejenis dalam waktu tidak bersamaan seperti pada ruang-ruang pelatihan serta ruang dengan karakter yang berbeda dalam waktu yang tidak bersamaan pada ruang pertunjukan seni atau pertandingan olahraga. Dari hasil analisis didapat lokasi site didaerah Pakualaman dengan site menghadap Jl. Taman Siswa. Konsep keterpaduan ruang didapat melalui penggunaan lobby sebagai ruang pemersatu, ruang pengelola serta ruang-ruang latihan seni dan olahraga sebagai ruang paralel serta ruang pertunjukan seni dan pertandingan olahraga sebagai ruang fleksibel. Zoning ruang dimana kegiatan yang berhubungan dengan publik dan bersifat komersial seperti ruang pertunjukan/pertandingan, kafe serta toko diletakan didepan bangunan sedangkan untuk areal semi public dan privat seperti ruang-ruang latihan dan pengelola serta servis lebih diletakan dibagian dalam bangunan. Konsep tata ruang luar memanfaatkan open space didepan bangunan sebagai area parkir kapasitas besar, dengan memisahkan antara parkir motor dan mobil, namun terdapat parkir kendaraan dibelakang bangunan dalam kapasitas kecil. Sirkulasi masuk kendaraan dengan sirkulasi pejalan kaki disampingnya diletakan pada jl.Taman Siswa sedangkan sirkulasi keluar diletakan pada sisi jl.Taman Siswa dan jl.Sultan Agung. Pengaturan pencahayaan dan penghawaan lebih banyak menggunakan pencahayaan dan penghawaan buatan dikarenakan kondisi ruang yang tertutup terutama pada ruang pertunjukan, namun pada ruang olahraga renang digunakan pencahayaan dan penghawaan alami. Sedangkan pada sumber energi digunakan PLN dan generator set yang diletakan diluar ruangan. Untuk kebutuhan air bersih menggunakan PDAM sebagai sumber air dan juga sumur artesis dengan menggqnakan pompa. Sistem struktur rangka dan sistem struktur bentang lebar digunakan pada ruang kolam renang dimana sekaligus sebagai ruang pertunjukan seni atau ruang pertandingan olahraga serta ruang-ruang yang memerlukan bentang luas.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectFasilitas Olahragaen_US
dc.subjectSeni Indoor di Kodya Yogyakartaen_US
dc.subjectPerancangan Tata Ruang Dalamen_US
dc.subjectPendekatan Prinsipen_US
dc.subjectKeterpaduan Kegiatanen_US
dc.subjectOlahraga dan Senien_US
dc.titleFasilitas Olahraga dan Seni Indoor di Kodya Yogyakarta: Perancangan Tata Ruang Dalam melalui Pendekatan Prinsip Keterpaduan Kegiatan Olahraga dan Senien_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record