Fasilitas Olahraga dan Seni Indoor di Kodya Yogyakarta: Perancangan Tata Ruang Dalam melalui Pendekatan Prinsip Keterpaduan Kegiatan Olahraga dan Seni
Abstract
Dengan menyandang predikat kota pelajar, Yogyakarta semakin padat penduduknya dimana
pendatangnya sebagian besar merupakan kaum remaja. Kepadatan kota menimbulkan masalah tersendiri
bagi penduduk yang menyangkut keseimbangan antara fisik dan mental yang dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan, sehingga semakin banyak masyarakat yang menyadari arti pentingnya kesehatan melalui olahraga.
Dengan semakin banyaknya pelaku olahraga maka dibutuhkan sarana-sarana olahraga yang akan menampung
para pelaku olahraga. Sebagai penyandang kota budaya, Yogyakarta dikenal sebagai tempat orang-orang seni
berkumpul. Pemilihan bangunan dipusat kota menjadikan bangunan yang tertutup (indoor) agar tidak
terganggu oleh keramaian kota dan tidak tergantung pengaruh faktor iklim dan curah hujan. Disisi lain
pemilihan bangunan dipusat kota memiliki keuntungan dalam kemudahan pencapaian, dengan melihat remaja
yang selalu bergerak kepusat kota. Keterpaduan kegiatan olahraga dan seni dalam satu wadah merupakan
suatu alternatif yang ditawarkan untuk menggabungkan dua aspek yang berbeda namun dapat saling
mendukung satu sama lainnya.
Untuk mengatasi hal itu dibuatlah sarana dengan jenis-jenis kegiatan yang ada didalamnya meliputi
kegiatan olahraga renang dan senam serta seni tari dan teater. Teori-teori yang berhubungan dengan
perancangan tata ruang dalam serta gejala-gejala yang ditimbulkan akibat keterpaduan ruang dibahas dengan
mengkaitkan jenis kegiatan yang ada serta disesuaikan dengan para pelaku olahraga dan seni yang ada
didalam sarana itu. Tinjauan faktual dilakukan dengan melihat obyek pembanding secara parsial pada
bangunan-bangunan yang memilki fungsi olahraga dan seni, sehingga dapat diketahui tata atur peruangan
pada bangunan olahraga indoor dan bangunan ferforming art serta besarnya kebutuhan ruang yang
digunakan.
Keterpaduan ruang dicapai dengan menganalisis pola kegiatan dan karakteristik kegiatan olahraga
dan seni, sehingga dapat diketahui bahwa pada bangunan olahraga dan seni terjadi kegiatan pelatihan dan
komersial. Penentuan frekuensi serta penjadwalan penggunaan ruang dilakukan untuk mengetahui terjadi atau
tidaknya crossing waktu penggunaan ruang. Dengan demikian, keterpaduan ruang pada bangunan olahraga
dan seni tercapai dengan membagi ruang berdasarkan penggunaan ruang dengan karakter kegiatan yang
sejenis dalam waktu bersamaan seperti pada ruang-ruang pengelola, karakter kegiatan sejenis dalam waktu
tidak bersamaan seperti pada ruang-ruang pelatihan serta ruang dengan karakter yang berbeda dalam waktu
yang tidak bersamaan pada ruang pertunjukan seni atau pertandingan olahraga.
Dari hasil analisis didapat lokasi site didaerah Pakualaman dengan site menghadap Jl. Taman
Siswa. Konsep keterpaduan ruang didapat melalui penggunaan lobby sebagai ruang pemersatu, ruang
pengelola serta ruang-ruang latihan seni dan olahraga sebagai ruang paralel serta ruang pertunjukan seni dan
pertandingan olahraga sebagai ruang fleksibel. Zoning ruang dimana kegiatan yang berhubungan dengan
publik dan bersifat komersial seperti ruang pertunjukan/pertandingan, kafe serta toko diletakan didepan
bangunan sedangkan untuk areal semi public dan privat seperti ruang-ruang latihan dan pengelola serta servis
lebih diletakan dibagian dalam bangunan. Konsep tata ruang luar memanfaatkan open space didepan
bangunan sebagai area parkir kapasitas besar, dengan memisahkan antara parkir motor dan mobil, namun
terdapat parkir kendaraan dibelakang bangunan dalam kapasitas kecil. Sirkulasi masuk kendaraan dengan
sirkulasi pejalan kaki disampingnya diletakan pada jl.Taman Siswa sedangkan sirkulasi keluar diletakan pada
sisi jl.Taman Siswa dan jl.Sultan Agung. Pengaturan pencahayaan dan penghawaan lebih banyak
menggunakan pencahayaan dan penghawaan buatan dikarenakan kondisi ruang yang tertutup terutama pada
ruang pertunjukan, namun pada ruang olahraga renang digunakan pencahayaan dan penghawaan alami.
Sedangkan pada sumber energi digunakan PLN dan generator set yang diletakan diluar ruangan. Untuk
kebutuhan air bersih menggunakan PDAM sebagai sumber air dan juga sumur artesis dengan menggqnakan
pompa. Sistem struktur rangka dan sistem struktur bentang lebar digunakan pada ruang kolam renang dimana
sekaligus sebagai ruang pertunjukan seni atau ruang pertandingan olahraga serta ruang-ruang yang
memerlukan bentang luas.
Collections
- Architecture [3648]