METODE PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA PROGRAM BINA DIRI SISWA TUNAGRAHITA DI SDLB WIYATA DHARMA 3 NGAGLIK
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya penanaman nilai-nilai
akhlak pada anak sedini mungkin sebagai fondasi untuk mencegah terjadinya
krisis moral dan agama dimasa dewasanya. Namun, menjadi persoalan
tersendiri dalam penanaman nilai-nilai akhlak pada siswa tunagrahita yang
memiliki berbagai kekurangan. Rendahnya kemampuan akademis yang ada
menjadikan anak tunagrahita memiliki gangguan belajar dalam proses
menerima pembelajaran. oleh karena itu, bukan hal yang mudah seperti anak
pada umumnya untuk bisa menanamkan nilai-nilai akhlak pada siswa
tunagrahita, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dan metode yang
tepat untuk anak dapat memahami ataupun bisa mengamalkannya.
Metode yang digunakan penelitian ini melalui pendekatan kualitatif.
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan 2 guru agama. Objek penelitian
ini berupa metode penanaman nilai-nilai akhlak pada program bina diri siswa
tunagrahita. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi data. Analisis
menggunakan tiga tahap, diawali dengan reduksi data, penyajian data, dan
sampai akhirnya menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan dalam
penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu,
sumber informan didapat dari informan yang mengetahui kondisi sesungguhnya
dilapangan dilakukan dengan wawancara yang mendalam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode penanaman nilai-nilai
akhlak pada program bina diri siswa tunagrahita di SDLB Wiyata Dharma 3
Ngaglik adalah metode ceramah, teladan, pembiasaan, latihan, demostrasi,
tugas, motivasi, nasehat, dan tanya jawab yang diterapkan pada program bina
diri, seperti : program bina diri makan dan minum, membantu ibu di dapur,
perawatan diri, berpakaian dan berhias diri, sikap bersahabat, dan keindahan
ruangan rumah tangga dan sekitarnya. Adapun faktor penghambat dari segi
internal sekolah adalah adanya minat dan mud siswa yang naik turun.
Sedangkan, dari segi ekstenal sekolah yaitu adanya beberapa orang tua yang
sibuk, sehingga tidak dapat secara maksimal ikut serta membantu dalam
menjalankan program bina diri dengan mengarahkan anak-anaknya saat
dirumah. Adapun faktor pendukung yaitu adanya prasarana yang memadai,
dukungan orang tua baik sosial ataupun moral, dan antusias siswa yang tinggi.
Collections
- Islamic Education [862]