Show simple item record

dc.contributor.advisorIzzati Muhimmah
dc.contributor.authorNarendra Pinandhita Mahamukti
dc.date.accessioned2021-04-28T01:26:27Z
dc.date.available2021-04-28T01:26:27Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/28386
dc.description.abstractKulit tidak merata merupakan kondisi dimana kulit tampak tidak sehat, lelah, tidak cerah dan tidak glowing. Kulit tidak merata dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah dehidrasi, menumpuknya sel kulit mati, usia, konsumsi alkohol atau kafein berlebihan, kurang tidur dan stres berlebih. Selain itu, faktor lingkungan seperti polusi, paparan sinar UV dan kelembaban yang rendah juga dapat menyebabkan kulit tidak merata. Sistem deteksi kulit tidak merata menjadi salah satu upaya untuk membantu pihak medis atau perusahaan kosmetik mengatasi masalah tersebut. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam sistem adalah deteksi wajah, seleksi bagian wajah, segmentasi kulit wajah, identifikasi bagian wajah, mencari rata-rata dan standar deviasi warna kulit, lalu deteksi kulit tidak merata. Tahapan deteksi wajah dilakukan dengan menggunakan dlib face predictor library. Setelah wajah terdeteksi, kemudian sistem akan melakukan seleksi bagian wajah untuk menghilangkan bagian mata, hidung, mulut dan alis mata menggunakan dlib facial landmark library. Citra hasil seleksi kemudian akan disegmentasi bagian kulit dengan menggunakan metode multi color space thresholding citra HSV. Citra yang sudah disegmentasi kemudian diidentifikasi bagian wajah berdasarkan anatomi wajah manusia dan didapatkan bagian dagu, pipi kiri, pipi kanan dan dahi. Tiap bagian identifikasi akan dihitung nilai rata-rata dan standar deviasi warna kulit yang dilakukan dengan menggunakan numpy library. Tahap ini menjadi kebutuhan untuk tahap deteksi kulit tidak merata. Tahapan selanjutnya adalah deteksi kulit tidak merata, ini dilakukan dengan menggunakan metode statistika pengujian hipotesis uji Z perbandingan nilai rata-rata. Nilai rata-rata warna kulit tiap bagian identifikasi akan dibandingkan dengan bagian lainnya dan dapat diambil kesimpulan bahwa citra termasuk kulit tidak merata atau tidak. Pengujian sistem dilakukan dengan metode confusion matrix untuk membandingkan hasil deteksi sistem dan hasil deteksi pakar kesehatan kulit. Dari perhitungan confusion matrix didapatkan nilai sensitifity sebesar 100%, specificity sebesar 0% dan accuracy sebesar 77%. Dari hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa hasil deteksi sistem tidak memiliki kecocokan dengan hasil deteksi pakar. Hal ini dikarenakan diagnosis kulit tidak merata oleh pakar bersifat subjektif.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKuliten_US
dc.subjectkulit tidak merataen_US
dc.subjectpengolahan citraen_US
dc.subjectdeteksi wajahen_US
dc.subjectsegmentasi kulit wajahen_US
dc.subjectrata-rata warna kuliten_US
dc.subjectpengujian hipotesis uji z rata-rata warna kuliten_US
dc.titleSistem Deteksi Kulit Tidak Merata Menggunakan Teknik Pengolahan Citraen_US
dc.Identifier.NIM13523263


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record