Show simple item record

dc.contributor.advisorRaden Narayana Mahendra Prastya
dc.contributor.authorRoza Nisma Rita
dc.date.accessioned2021-03-08T01:39:31Z
dc.date.available2021-03-08T01:39:31Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/27478
dc.description.abstractRoza Nisma Rita. 11321060. Analisis Manajemen Krisis Pemerintah Provinsi Riau dalam Menghadapi Bencana Kabut Asap Tahun 2015. Tugas Akhir Sarjana. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia. 2016. Pembakaran hutan dan lahan selama ini merefleksikan bahwa praktik ini dilakukan secara sengaja dan menjadi salah satu bagian penting dari masalah kehutanan dan perkebunan Indonesia. Fakta lapangan menunjukkan bahwa kebakaran hutan secara nyata dipicu oleh api yang sengaja dimunculkan yang ditujukan untuk melakukan pembersihan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada klaster krisis ini peristiwa kabut asap Riau tahun 2015 lebih cenderung dianggap sebagai klaster kesengajaan. Pada klaster ini dikategorikan ke dalam klaster kesengajaan karena adanya pembakaran lahan yang dilakukan oleh masyarakat atas perintah dari perusahaan-perusahaan dalam rangka pembukaan lahan baru bagi perusahaan tersebut. Manajemen krisis yang dilakukan oleh pemerintah Riau dalam menghadapi kabut asap melalui dua cara yaitu tahap perencanaan pra-krisis dan tahap penanggulangan krisis. Pada tahap perencanaan pra-krisis pemerintah Riau membentuk tim yang khusus menangani krisis. Adapun tim khusus yang dibentuk oleh pemerintah adalah public relation. Peran public relations ketika krisis datang yaitu mengenali gejala-gejala krisis terlebih dahulu. Kemudian setelah gejala dan tahapan krisisnya sudah jelas, barulah public relations mengambil tindakan dalam mengelola krisis. Pada tahap upaya penanggulangan krisis yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Riau adalah melakukan melakukan penanggulangan. Penanggulangan tersebut dilakukan oleh pemerintah kabupaten Riau dengan cara membuat pemberitaan dan bekerjasama dengan media-media lokal maupun nasional untuk memberitakan tentang kabut asap; dan tindakan pencegahan yang dilakukan dengan cara melibatkan orang banyak. Pada tahap intervensi krisis (intervention) ini adapun adapun tindakan dalam yang dilakukan adalah dengan melakukan rehabilitasi terhadap masyarakat korban bencana dan rekonstruksi dengan melakukan pembangunan kembali pada fasilitas dan infrastruktur yang rusak akibat bencana. Anak-anak korban kabut asap diungsikan di rumah singgah. Selain taman bermain anak disediakan juga obat-obatan dan tenaga medis. Pemberian bantuan dari konselor maupun psikolog dapat juga menggunakan media atau terapi yang dapat digunakan untuk menghilangkan trauma, stres salah satunya dengan cara terapi bermain, melakukan penerbitan aturan pembukaan lahan, pembuatan basis data area yang rutin mengalami kebakaran, rekayasa pengolahan lahan gambut (karena ada juga beberapa kebakaran yang sifatnya alamiah), serta sosialisasi ke masyarakat areal lahan kebakaran, mengenai pentingnya berhati-hati dalam menggunakan lahan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectManajemen Krisisen_US
dc.subjectPemerintah Provinsi Riauen_US
dc.subjectBencana Kabut Asapen_US
dc.titleAnalisis Manajemen Krisis Pemerintah Provinsi Riau Dalam Menghadapi Bencana Kabut Asap Tahun 2015en_US
dc.Identifier.NIM11321060


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record