Analisis Perilaku Swamedikasi Masyarakat Terhadap Demam Pada Anak Di Dusun Sekitar Kampus Universitas Islam Indonesia (Suatu Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Case Study Di Dusun Sekitar Kampus Universitas Islam Indonesia)
Abstract
Program kesehatan masyarakat merupakan salah satu ujung
tombak dalam dunia kesehatan dunia saat ini. Dengan beragamnya pola
menjaga kesehatan, maka beragam pula cara untuk menjadi sehat. Swamedikasi
merupakan salah satunya. Metode pengobatan sendiri ini telah lama dikenal oleh
masyarakat di dunia. Tidak susah untuk menerapkan perilaku swamedikasi.
Orang yang tinggal di desa juga banyak yang mengerti perilaku ini. Dengan
semakin banyaknya jenis pengobatan saat ini, menarik perhatian penulis untuk
mengetahui bagaimana perilaku swamedikasi masyarakat terhadap demam pada
anak yang khusus memilih lokasi di sekitaran kampus Universitas Islam
Indonesia.
Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana perilaku swamedikasi pada masyarakat.
Khususnya tentang bagaimana pola swamedikasi dalam keluarga, masyarakat
dan demam pada anak di dusun sekitar wilayah kampus Universitas Islam
Indonesia.
Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan case study dan populasi dipilih dengan metode purposive sampling.
Narasumber pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Analisis informasi
berupa data yang berhasil dikumpulkan dan observasi. Analisis informasi berupa
data yang berhasil dikumpulkan menggunakan analisis secara kualitatif sesuai
dengan rancangan penelitian. Untuk validasi data dalam penelitian ini, maka
dilakukan evaluasi dengan metode triangulasi.
Hasil: Perilaku masyarakat terhadap swamedikasi adalah dengan mengamati
apakah perlu sakitnya diobati sendiri atau tidak. Dalam keluarga terkadang
diobati sendiri, dengan obat yang didapat dari apotek dan warung. Untuk anak
yang demam diberikan obat berjenis paracetamol dan di kompres. Obat
didapatkan langsung dari apotek dengan membaca jelas petunjuk dosis obat.
Responden tidak mengetahui isi dari obat obatan. Responden mendapatkan
informasi jenis obat dari iklan televisi dan dari orang tua. Sementara perilaku
masyarakat disebutkan bahwa pengobatan mandiri masih jadi andalan sebelum
berobat ke tenaga medis setempat.
xiii
Kesimpulan: Dalam pengobatan keluarga dilakukan pengobatan mandiri
dengan obat apotek dan warung. Demam pada anak akan diberikan kompres
dan obat paracetamol yang dibeli langsung di apotek dan warung. Dosis obat
dan cara pakai diketahui dari bungkus obat. Masyarakat sekitar masih
menggunakan metode swamedikasi dari pada harus langsung berobat ke dokter.
Collections
- Medical Education [2281]