Faktor Risiko Terjadinya Syok Pada Anak Dhf Di Rsud Kudus Tahun 2011
Abstract
Demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengue (DD)
ialah penyakit karena disebabkan infeksi oleh virus dengue. Sampai saat ini,
infeksi virus Dengue tetap menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia
dimasukkan dalam kategori “A” dalam stratifikasi DSS oleh World Health
Organization (WHO) 2001 yang mengindikasikan tingginya angka perawatan
rumah sakit dan kematian akibat DSS, khususnya pada anak. Angka kesakitan
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia cenderung meningkat. Menurut
Kemenkes RI insidensi DSS mulai dari 0,05 insiden per 100.000 penduduk di
tahun 1968 menjadi 35,19 insidensi per 100.000 penduduk di tahun 1998, dan
menjadi 41,48 insiden per 100.000 penduduk di tahun 2010.
Tujuan : Untuk mengetahui apa saja Faktor Risiko Terjadinya Syok Pada Anak
DHF di RSUD Kudus Tahun 2011.
Metode : Penelitian ini menggunakan dengan cross sectional. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik observasional. Populasi pada penelitian ini adalah
semua pasien anak yang menderita DHF di RSUD Kudus.Sampel penelitian harus
memenuhi kriteria inklusi dan Kriteria eksklusi. Teknik pengambilan sampel
menggunakan sampel penelitian ini akan menggunakan total sampling.
Hasil : Dalam penelitian ini diambil sampel sejumlah 110 orang yang telah
memenuhi kriteria inklusi, dengan rincian: 24 pasien DSS dan 86 pasien pasien
non DSS. Dari gambar 4.1.1. menunjukkan jumlah pasien DSS dari 252 di RSUD
Kudus adalah 24 orang (21,8 % dari 110 pasien). Sejumlah 86 pasien adalah
pasien yang tidak DSS (78,2 % dari 110 pasien). Pada penelitian ini, didapatkan
hasil yang menyatakan bahwa umur tidak memiliki hubungan secara signifikan (p
>0,05). Dari perhitungan menggunakan analisis Chi-square didapatkan hasil
bahwa kejadian DSS pasien dengan faktor suhu memiliki nilai p 0,575 nilai
tersebut menunjukkan bahwa (p >0,05), tidak terdapat hubungan antara kejadian
DSS pasien dengan faktor suhu. Dari perhitungan menggunakan analisis Chisquare didapatkan hasil bahwa kejadian DSS pasien dengan nilai hematokrit
memiliki nilai p 0,907 nilai tersebut menunjukkan bahwa (p >0,05), tidak terdapat
hubungan kejadian DSS pasien dengan nilai hematokrit. Dari perhitungan
menggunakan analisis Chi-square didapatkan hasil bahwa kejadian DSS pasien
dengan penyakit penyerta memiliki nilai p 0,857 nilai tersebut menunjukkan
bahwa (p >0,05), tidak terdapat hubungan kejadian DSS pasien dengan penyakit
penyerta.
Kesimpulan : Proporsi kejadian DSS di RSUD Kudus 2011 adalah 21,8 %.Tidak
terdapat hubungan antara umur, faktor suhu, nilai hematokrit dan penyakit
penyerta dengan kejadian DSS pada anak di RSUD Kudus 2011.
Collections
- Medical Education [2284]