Karakteristik Pasien Asma Bronkial Dewasa Yang Menjalani Rawat Inap Di RSUD Sleman Tahun 2009
Abstract
Asma adalah penyakit kronik yang sering dijumpai di
masyarakat sehingga perlu menjadi perhatian. Data dari WHO report 2001, asma
termasuk dalam 5 penyakit paru utama yang merupakan penyebab dari 17,4%
kematian dunia, kematian akibat asma sebesar 0,3%. Penyebab asma belum
diketahui secara pasti, sehingga pengobatan sampai saat ini baru tahap
mengendalikan gejala saja. Prevalensi asma bronkial di Yogyakarta cukup tinggi,
di RSUD Sleman tahun 2009 jumlah kasus asma menempati urutan ke 7.
Berdasarkan hal itu diperlukan penelitian lebih lanjut antara lain penelitian
mengenai karakteristik pasien asma bronkial, agar hasilnya dapat digunakan untuk
menyusun perencanaan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Tujuan : Untuk mengetahui karakteristik penderita asma bronkial dewasa di
rawat inap RSUD Sleman tahun 2009.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif non eksperimental
dengan pendekatan retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien
asma bronkial di RSUD Sleman, Yogyakarta. Sampel penelitian adalah semua
pasien rawat inap dengan diagnosis asma bronkial yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi tahun 2009. Pengolahan data akan menggunakan SPSS 17.0 for
Windows Evaluation Version dan hasil data akan ditampilkan dalam tabel dan
diagram lingkaran.
Hasil : Pasien rawat inap dengan diagnosis asma bronkial yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi sebesar 61 orang. Total pasien perempuan (55,74%) lebih
banyak dibandingkan dengan total pasien laki-laki (44,26%). Pasien yang paling
banyak adalah pada usia 40-59 tahun dengan jumlah total 32 pasien (53%).
Berdasarkan jenis pekerjaan yang paling banyak adalah IRT yaitu sebesar 22
pasien (36,07%). Pengobatan yang paling banyak digunakan adalah kombinasi
agonis β-2 kerja singkat dan kortikosteroid yaitu sebesar 13 pasien (21,31%).
Simpulan : Prevalensi asma dewasa paling banyak pada usia 40-59 tahun
(52,46%), jenis kelamin perempuan (55,74%), pekerjaan IRT 36,07%, dan
pengobatan kombinasi agonis β 2 kerja singkat dan kortikosteroid sistemik 21,
31%. Riwayat keluarga asma dan riwayat atopi tidak dapat disimpulkan karena
data yang tidak ada sebesar (47,54%).
Collections
- Medical Education [2279]