Perbedaan Rata-Rata Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Konsumsi Daging Kambing
Abstract
Tingginya prevalensi hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan
tersebut membuat meningkatnya kewaspadaan masyarakat terhadap hipertensi.
Masyarakat akan melakukan berbagai upaya untuk mengontrol tekanan darah, antara
lain dengan membatasi pengaturan jenis-jenis makanan yang diduga dapat
meningkatkan tekanan darah seperti misalnya daging kambing.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan rata-rata
tekanan darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi daging kambing.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan pendekatan
crossectional. Penelitian bertempat di Dukuh Belang Wetan, Klaten Utara dengan
jumlah sampel sebanyak 42 orang yang harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Sampel dipilih dengan metode consecutive sampling. Uji hipotesis menggunakan
software SPSS dengan uji statistik Wilcoxon dengan taraf signifikansi 0,05. Sebelum
mengonsumsi sate daging kambing subjek diukur tekanan darah dalam posisi duduk
dengan menggunakan sfigmomanometer tipe pegas, kemudian subjek mengonsumsi
sate daging kambing dan kembali diukur kembali tekanan darahnya setelah 60 menit.
Hasil penelitian : Dari 42 subjek penelitian, rata-rata berusia 18 tahun dengan
pekerjaannya adalah pelajar. Pengukuran tekanan darah setelah konsumsi daging
kambing terdapat sebanyak 30 subjek mengalami kenaikan tekanan darah sistolik, 10
subjek tekanan darah sistoliknya tetap, dan 2 subjek mengalami penurunan tekanan
darah sistolik, sedangkan pada tekanan darah diastolik sebanyak 29 subjek
mengalami kenaikan tekanan darah, 10 subjek tekanan darah diastoliknya tetap, dan 3
orang mengalami penurunan tekanan darah. Hasil uji wilcoxon antara tekanan darah
sebelum dan sesudah konsumsi mengahasilkan p value 0,000 (p<0,05)
Simpulan : Terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah
konsumsi sate daging kambing
Collections
- Medical Education [2284]