Perbandingan Implementasi Indikator Peresepan WHO Berdasarkan Status Pembiayaan Pasien Di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit UmumDaerahDr Soeroto Ngawi Bulan Oktober-Desember 2012
Abstract
Ketidakrasionalan penggunaan obat sering ditemukan dalam
penelitian-penelitian sebelumnya, terutama penggunaan obat generik. Adanya
jaminan kesehatan diharapkan sebagai salah satu strategi peningkatan rasionalitas
pengobatan. PT Askes adalah salah satu jenis penyedia jaminan kesehatan yang
yang diharapkan dapat meningkatkan rasionalitas pengobatan karena didirikan
berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah dan peresepannya terikat oleh Daftar
Plafon Harga Obat (DPHO). Indikator Peresepan WHO adalah salah satu alat
yang dapat digunakan untuk memantau implementasi penggunaan obat dalam
pelayanan kesehatan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan implementasi
indikator peresepan WHO berdasarkan status pembiayaan pasien (pasien umum
vs. pasien PT ASKES) di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dr
Soeroto Ngawi Bulan Oktober-Desember 2012.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan
observational. Pengambilan data dilakukan secara crossectional dengan cara
mencatat data obat pada kertas resep pasien Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Umum
Daerah Dr Soeroto Ngawi yang masuk ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Daerah Dr Soeroto Ngawi pada bulan Oktober, November, dan Desember 2012.
Kemudian antar pasien umum dan Askes dibandingkan berdasarkan Indikator
peresepan WHO yang terdiri dari rata-rata jumlah R/, persentase peresepan
antibiotik, persentase peresepan injeksi, dan persentase peresepan obat dalam
DOEN.
Hasil : Pada penelitian ini diperoleh rata-rata jumlah R/ yang diresepkan pada
pasien PT ASKES lebih banyak secara bermakna (p=0.000) yaitu 4,05 sedangkan
pada pasien umum 2,47. Peresepan generik didapatkan rendah pada kedua
kelompok (p=0.884) yaitu 46,93% (umum) vs. 45.51% (PT ASKES). Demikian
juga peresepan obat esensial yang hanya 18,53% pada pasien umum dan 21,1%
pada pasien PT ASKES (p=0,005). Peresepan antibiotik dan injeksi pada
penelitian tidak banyak ditemukan. Persentase antibiotik pada pasien umum
(18,5%) lebih besar (p=0,000) dibandingkan pasien PT ASKES (3,16%). Tidak
terdapat peresepan injeksi pada pasien PT ASKES dan hanya 2% pada pasien
umum (p=0,008). Dari semua obat yang diresepkan pada pasien PT ASKES,
20,47% adalah obat diluar DPHO.
Simpulan: Semua indikator peresepan WHO pada penelitian ini menunjukkan
perbedaan yang bermakna secara statistik, kecuali persentase generik. Peresepan
generik dan dan obat esensial pada kedua kelompok rendah
Collections
- Medical Education [2279]