Show simple item record

dc.contributor.advisordr. Riana Rahmawati, M.Kes
dc.contributor.authorHimawan RA, Dhimas
dc.date.accessioned2020-12-21T02:21:07Z
dc.date.available2020-12-21T02:21:07Z
dc.date.issued2013-04-02
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/26027
dc.description.abstractKetidakrasionalan penggunaan obat sering ditemukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya, terutama penggunaan obat generik. Adanya jaminan kesehatan diharapkan sebagai salah satu strategi peningkatan rasionalitas pengobatan. PT Askes adalah salah satu jenis penyedia jaminan kesehatan yang yang diharapkan dapat meningkatkan rasionalitas pengobatan karena didirikan berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah dan peresepannya terikat oleh Daftar Plafon Harga Obat (DPHO). Indikator Peresepan WHO adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk memantau implementasi penggunaan obat dalam pelayanan kesehatan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan implementasi indikator peresepan WHO berdasarkan status pembiayaan pasien (pasien umum vs. pasien PT ASKES) di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soeroto Ngawi Bulan Oktober-Desember 2012. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan observational. Pengambilan data dilakukan secara crossectional dengan cara mencatat data obat pada kertas resep pasien Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soeroto Ngawi yang masuk ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soeroto Ngawi pada bulan Oktober, November, dan Desember 2012. Kemudian antar pasien umum dan Askes dibandingkan berdasarkan Indikator peresepan WHO yang terdiri dari rata-rata jumlah R/, persentase peresepan antibiotik, persentase peresepan injeksi, dan persentase peresepan obat dalam DOEN. Hasil : Pada penelitian ini diperoleh rata-rata jumlah R/ yang diresepkan pada pasien PT ASKES lebih banyak secara bermakna (p=0.000) yaitu 4,05 sedangkan pada pasien umum 2,47. Peresepan generik didapatkan rendah pada kedua kelompok (p=0.884) yaitu 46,93% (umum) vs. 45.51% (PT ASKES). Demikian juga peresepan obat esensial yang hanya 18,53% pada pasien umum dan 21,1% pada pasien PT ASKES (p=0,005). Peresepan antibiotik dan injeksi pada penelitian tidak banyak ditemukan. Persentase antibiotik pada pasien umum (18,5%) lebih besar (p=0,000) dibandingkan pasien PT ASKES (3,16%). Tidak terdapat peresepan injeksi pada pasien PT ASKES dan hanya 2% pada pasien umum (p=0,008). Dari semua obat yang diresepkan pada pasien PT ASKES, 20,47% adalah obat diluar DPHO. Simpulan: Semua indikator peresepan WHO pada penelitian ini menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik, kecuali persentase generik. Peresepan generik dan dan obat esensial pada kedua kelompok rendahen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectObaten_US
dc.subjectUnit rawat jalanen_US
dc.subjectIndikator peresepanen_US
dc.titlePerbandingan Implementasi Indikator Peresepan WHO Berdasarkan Status Pembiayaan Pasien Di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit UmumDaerahDr Soeroto Ngawi Bulan Oktober-Desember 2012en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM9711306


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record