Hubungan Kebersihan Pribadi Dengan Manifestasi Klinis Skabies Pada Santri Di Asrama Putra Pondok Pesantren Al Husain, Krakitan Kabupaten Magelang
Abstract
Skabies merupakan salah satu penyakit kulit yang paling
banyak terdapat di negara berkembang. Manifestasi klinis utamanya adalah rasa
gatal yang muncul terutama pada malam hari dan munculnya lesi skabies yang
ditandai dengan ruam merah pada kulit, adanya burrow serta nodul skabies. Rasa
gatal timbul akibat reaksi hipersensitifitas terhadap tungau dan produk yang
dihasilkan. Hal-hal yang dapat menyingkirkan tungau tersebut dari kulit adalah
dengan menggunakan skabisid dan berperilaku bersih.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara kebersihan pribadi dengan
manifestasi klinis skabies pada santri di asrama putra Pondok Pesantren Al
Husain, Krakitan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain rancangan cross sectional. Sampel
diambil secara total sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Sampel yang diteliti berjumlah 32 santri. Sampel diberikan kuesioner untuk
menilai tingkat kebersihan pribadi santri, derajat gatal yang dirasakan dan derajat
keparahan lesi skabies. Selanjutnya dilakukan analisis univariat dan bivariat
menggunakan uji chi-square atau kolmogorov-smirnov sebagai alternatifnya untuk
menilai hubungan kebersihan pribadi dengan derajat gatal dan derajat keparahan
lesi skabies menggunakan software SPSS 17.0 for Windows.
Hasil : Didapatkan santri dengan kebersihan pribadi baik sebanyak 12 santri
(37,5%) dan buruk sebanyak 20 santri (62,5%). Santri dengan derajat gatal ringan
sebanyak 15 santri (46,9%), sedang 3 santri (9,4%) dan berat 14 santri (43,8%).
Santri dengan derajat keparahan lesi ringan sebanyak 12 santri (37,5%), sedang 20
(62,5%) dan berat 0 santri. Santri dengan kebersihan pribadi baik dan derajat gatal
ringan berjumlah 7 (46,7%), gatal sedang 1 santri (33,3%) dan berat 4 santri
(28,6%). Santri berkebersihan pribadi buruk dan derajat gatal ringan berjumlah 8
(53,3%), sedang 2 santri (66,7%) dan berat 10 santri (71,4%). Santri dengan
kebersihan pribadi baik dan derajat keparahan lesi ringan berjumlah 8 (66,7%)
dan derajat sedang 4 santri (33,3%). Santri dengan kebrsihan pribadi buruk dan
derajat keparahan lesi ringan berjumlah 4 santri (20,0%) dan derajat sedang 16
santri (80,0%). Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dan Fisher
diperoleh p=0,963 pada hubungan kebersihan pribadi dengan derajat gatal serta
p=0,021 pada hubungan kebersihan pribadi dengan derajat keparahan lesi.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara kebersihan pribadi
dengan manifestasi klinis skabies khususnya derajat keparahan lesi pada santri di
asrama putra Pondok Pesantren Al Husain, Krakitan, Kabupaten Magelang.
Collections
- Medical Education [2286]