dc.description.abstract | Beberapa Stasiun Radio yang ada di Yogyakarta memiliki dua kegiatan utama, yaitu
kegiatan on air yang membutuhkan penyiar berkualitas, dimana untuk itu dibutuhkan
pendidikan penyiaran, dan kegiatan off air terdiri dari kegiatan live music, talk live, seminar,
lomba-lomba, dll. Untuk mendukung kegiatan live music dibutuhkan pendidikan seni musik
agar diperoleh musikus yang berbakat. Selain kedua kegiatan utama, ada juga kegiatan
pelayanan khalayak yang dapat dijadikan kegiatan rekreasi. Untuk itu dibutuhkan suatu
bangunan terpadu yang mendukung. Dengan demikian diangkat permasalahan tentang tata
ruang dalam yang dapat memadukan kegiatan Penyiaran, Pendidikan Penyiaran dan Seni
Musik, serta Rekreasi.
Untuk menjawab permasalahan diatas dibutuhkan data faktual, berupa pelaku dan
kegiatan pada Stasiun Radio, pendidikan penyriaran dan seni musik atau data teoritis, berupa
linjauan Stasiun Radio, tata ruang dalam, tinjauan pendidikan penyiaran dan seni musik
serta rekreasi. Data tersebut kemudian saling dikaitkan dan diinterpretasikan agar lebih jelas
dan bermakna.
Untuk mendapatkan ruang-ruang terpadu, maka sebelumnya melakukan identifikasi
karaktenstik masing-masing kegiatan yang kemudian dapat diketahui frekuensi kegiatan
dan penjadwalan penggunaan ruang. Bentuk-bentuk hubungan kegiatan yang terpadu
menghasilkan ruang bersama yang menyatukan beberapa kegiatan, ruang untuk kegiatan
sekarakter dan ruang untuk kegiatan berbeda karakter yang berupa ruang pertemuan untuk
rapat, seminar dan jumpa fans berupa talk live, ruang pertunjukkan untuk pertunjukkan
musik, jumpa pendengar, lomba-lomba dan wisuda serta studio latihan untuk latihan
cheerleader, kegiatan fotografi dan pameran. Pada ruang tersebut dibutuhkan tuntutan
suasana ruang yang fleksibel antara lain pencahayaan buatan menggunakan sistem lampu
yang digantung menggunakan rel-rel yang bergerak, sehingga jika tidak digunakan dapat
disimpan dalam ruangan tersendiri. Sistem akustik menggunakan bahan yang menyerap
bunyi dan bentuk ruang yang memeratakan bunyi, sedangkan bahan konstruksi
menggunakan dinding semi permanen yang dapat dibongkar pasang. Beberapa kegiatan
yang terintegrasi akan diperoleh pola kegiatan yang terpadu, sehingga terbentuklah pola tata
ruang dalam yang tersusun secara linier memusat.
Konsep yang dihasilkan adalah menyangkut perihal perencanaan dan perancangan.
Site yang dipilih pada Jl. Cik Ditiro dengan luasan 130 x 110 m² yang merupakan kawasan
komersial. Pada site tersebut direncanakan akan didirikan Stasiun Radio yang memiliki tata
ruang dalam dengan pola linier memusat yang dapat mengintegrasikan kegiatan penyiaran,
pendidikan penyiaran dan seni musik serta rekreasi, sehingga diperoleh suatu ruang yang
dapat digunakan untuk kegiatan yang berbeda karakter. Ruang tersebut membutuhkan
tuntutan ruang yang berbeda, diantaranya sistem pencahayaan yang menggunakan rel yang
dapat bergerak, sistem akustik yang meredam suara, yaitu dengan bahan berpori atau
resonator rongga dan bentuk ruang yang memeratakan bunyi, yaitu bentuk segi empat atau
bentuk tidak teratur. Sedangkan bahan kanstruksi dindingnya menggunakan dinding semi
permanen yang dapat dibongkar pasang (moveable). Selain itu untuk mencapai keterpaduan
kegiatan, bangunan menggunakan gubahan massa tunggal dengan susunan massa
menyesuaikan tata ruang dalam. Massa tunggal tersebut diungkapkan melalui tampak
dengan melakukan permainan bidang-bidang dan ketinggian dari massa yang terbentuk dan
menggunakan permainan fasat yang transparan dan masif. | en_US |