Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Culture Shock Pada Mahasiswa Baru FK UII Angkatan 2011
Abstract
Pendidikan merupakan salah satu alasan bagi sebagian orang
untuk melakukan migrasi. Meningkatnya migrasi di bidang pendidikan
memungkinkan terjadinya pertemuan lintas budaya sehingga kemajemukan
budaya tidak dapat dihindari. Perbedaan budaya tersebut akan menimbulkan friksi
dalam berinteraksi terutama antara mahasiswa dari luar daerah dengan mahasiswa
asal Yogyakarta. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa perasaan terasing yang
bermanifestasi sebagai kecemasan dan depresi pada mahasiswa pendatang.
Gejala-gejala tersebut biasanya kita sebut dengan culture shock. Faktor yang
mempengaruhinya antara lain usia, gender, suku, kelancaran berbahasa jawa,
pengalaman merantau, dukungan sosial, culture distance, kepribadian, tingkat
disforia, dan koping individu.
Tujuan : Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam culture
shock yang terjadi pada mahasiswa baru FK UII angkatan 2011 yang berasal dari
luar pulau jawa.
Metode : Analisis deskriptif dengan cross-sectional study yang dilakukan secara
acak pada 137 mahasiswa baru FK UII angkatan 2011 yang berasal dari luar pulau
Jawa pada bulan Desember 2011. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner
culture shock dari Mumford yang telah dimodifikasi peneliti. Tekhnik analisis
data menggunakan analisis multivariat regresi linier berganda.
Hasil : Tidak ada responden yang mengalami culture shock, namun ada
perbedaan pengaruh antara usia (p=0,665), gender (p=0,834), suku bangsa
(p=0,232), kelancaran berbahasa jawa (p=0,267), pengalaman merantau
(p=0,012), dan dukungan sosial (p=0,981) terhadap kejadian culture shock.
xiii
Kesimpulan : Pengalaman merantau memiliki peran terbesar diantara faktor
lainnya dalam kejadian culture shock pada mahasiswa baru FK UII angkatan
2011. Kemudian diikuti faktor lain dengan urutan dari pengaruh yang besar ke
yang kecil yaitu suku bangsa, kelancaran berbahasa jawa, usia, gender, dan
dukungan sosial.
Collections
- Medical Education [2279]