Evaluasi Kondisi Perkerasan Jalan Kaliurang Km 13 – Km 14 Berdasarkan Nilai PCI Serta Perencanaan Penanganannya
Abstract
Bertambahnya umur jalan menyebabkan menurunnya kemampuan layan jalan.
Studi kasus penelitian dilakukan di Jalan Kaliurang km 13 - km 14 Yogyakarta, jalan
tersebut merupakan jalan utama menuju kampus Universitas Islam Indonesia Kota
Yogyakarta dan wisata Kaliurang. Pada lokasi penelitian memiliki volume lalu lintas
tinggi hal tersebut terlihat pada data LHR sebesar 19588 kendaraan/hari dan terdapat
beberapa kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tersebut sehingga diperlukan penanganan
dan pemeliharaan jalan. Penilaian kondisi jalan menggunakan Pavement Condition Index
untuk menentukan jenis pemeliharaan jalan yang akan dilakukan. Dari data kerusakan
tersebut akan digunakan untuk membuat strategi alternatif biaya untuk penanganan jalan.
Evaluasi kondisi perkerasan dilakukan dengan cara observasi lapangan pada setiap
segmen. Jumlah segmen adalah 40 dengan panjang 1000 meter dan lebar 8 meter.
Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi permukaan jalan berdasarkan nilai
kondisi jalan dengan metode PCI. Nilai kondisi jalan nantinya dijadikan acuan untuk
menentukan jenis penanganan yang dibutuhkan, apakah itu program peningkatan,
pemeliharaan berkala atau pemeliharaan rutin, serta dari alternatif penanganan tersebut
dapat digunakan untuk mendapatkan biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan
penanganan kondisi pada jalan tersebut.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai PCI Jalan Kaliurang km 13 – km 14 10 %
berada pada rating poor, 60 % berada pada rating fair, 30 % berada pada rating good dan
untuk arah sebaliknya yaitu Kaliurang-Jogja 20% dengan rating poor, 55 % dengan
rating fair dan 25 % pada rating good. Kedua arah jalan tersebut didominasi jenis
kerusakan tambalan (patching) dan retak kulit buaya (aligator cracking). Nilai PCI rerata
sebesar 53,325 dengan kondisi sedang (fair), dengan nilai PCI tertinggi 70 dengan
kondisi sedang (fair) dan terendah 35 dengan kondisi buruk (poor). Dari nilai kondisi
tersebut didapatkan dua alternatif yang dapat digunakan yaitu pemeliharaan rutin dan
lapis tambah (overlay). Pada alternatif pertama dengan pemeliharaan jalan yang
dilakukan yaitu treatment crack filling, patching, dan crack sealing dengan biaya
penanganan sebesar Rp 1.132.413.835 dan alternatif kedua yaitu lapis tambah (overlay)
yang dihitung menggunakan data lendutan benkelman beam dengan metode Bina Marga
2017 didapat tebal lapis tambah sebesar 5 cm dengan biaya penanganan sebesar Rp.
2.632.035.285. Dari hasil penelitian alternatif penanganan yang sebaiknya dilakukan
penanganan jalan dengan lapis tambah (overlay) dikarenakan terdapat beberapa jalan
dengan kerusakan yang signifikan dan terdapat nilai kondisi dengan tingkat buruk (poor)
pada ruas jalan tersebut .
Collections
- Civil Engineering [4192]