Show simple item record

dc.contributor.authorSutadi, Blair Arimaika
dc.date.accessioned2017-02-08T04:54:32Z
dc.date.available2017-02-08T04:54:32Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2391
dc.description.abstractKota Solo merupakan kota dagang bentukan pemerintah kolonial Belanda. Dimana kegiatan berdagang di kota Solo sangat marak dan terus berkembang dari jaman ke jaman. Sektor perdagangan yang menghasilkan nominal keuangan terbesar bagi PDRB kota Solo, saat ini menuntut pengadaan fasilitas perdagangan yang lebih inovatif, aman dan nyaman. Fasillitas perdagangan ini yang disebut sebagai shopping center atau shopping mall. Kawasan pusat kota Solo, saat ini kondisinya sudah sangat padat dengan banyak sekali titik-titik magnet perdagangan dan perkantoran. Oleh karena itu pemilihan fasillitas perdagangan yang direncanakan akan dialokasikan pada kawasan yang berada diluar pusat kota, namun masih tetap terhubung dengan mudah, yaitu berdekatan dengan pintu gerbang kota kawasan Purwosari-Solo. Selain berada dekat dengan gapura gerbang kota (gapura Kleco), kawasan Purwosari-Solo juga berada di kawasan konservasi stasiun Purwosari Solo, yang mana di kawasan ini banyak terdapat bangunan-bangunan berfasad kolonial-Belanda. Dalam usaha mewujudkan sikap dan suasana yang serasi dan sinkron dengan eksisting kawasan konservasi stasiun Purwosari-Solo, penulis memilih untuk menggunakan metode preseden terhadap bangunan arsitektur kolonial sebagai dasar perancangan bangunan Shopping Center yang akan dirancang. Konsep bangunan arsitektur kolonial yang dipresedeni, akan dibuat sedemikian rupa mewujudkan desain-desain bentukan yang mendukung bagi fungsi komersial yang akan diwadahi. Contoh sikap dan usaha dalam menyamakan konsep antara sebuah bentukan arsitektur kolonial terhadap fungsi komersial, tercermin dalam transformasi desain sebagai berikut: bentuk jendela dengan dimensi yang cukup lebar pada bangunan arsitektur kolonial dapat dimanfaatkan sebagai etalase counter retail, sikap kemencolokan (boldness) sebagai perwujudan citra shopping center terjawab melalui desain bangunan arsitektur kolonial yang penuh ornamentasi kanopi dan perulangan bukaan, serta bentukan porch yang menonjol pada entrance dan tingginya atap yang mempertegas akan konsep kemonumentalan bangunan.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectShoping Centeren_US
dc.subjectKawasan Stasiunen_US
dc.subjectPurwosari Soloen_US
dc.subjectCitra Bangunan Kolonialen_US
dc.subjectFaktor Penentu Perancanganen_US
dc.titleShoping Center di Kawasan Stasiun Purwosari Solo: Citra Bangunan Kolonial sebagai Faktor Penentu Perancanganen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record