Show simple item record

dc.contributor.authorMarzuni, Karina Septiani
dc.date.accessioned2020-08-31T00:39:30Z
dc.date.available2020-08-31T00:39:30Z
dc.date.issued2020-01-27
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/23522
dc.description.abstractForum Pendidikan dan Perjuangan Hak Asasi Manusia (Fopperham) terus berupaya melakukan pendampingan guna memperjuangkan hak-hak perempuan penyintas ham 1965. Disrkiminasi terhadap perempuan dalam segala bentuknya termasuk ketidakleluasaan akses bermasyarakat dan mendapat hak-hak berupa pengakuan negara serta jaminan kesehatan di hari tua merupakan alasan fopperham terus berjuang untuk membantu mewujudkan hak-hak kesejaterahan penyintas ham 1965 secara sipil, advokasi, sosial, dan kesehatan. Hal ini tak lepas dari beratnya tanggungan beban luka masa lalu yang dipikul oleh para penyintas hak asasi manusia sangat berpengaruh bagi kesehatan fisik maupun psikologis. Banyaknya stigma buruk yang beredar di masyarakat ini berpengaruh besar pada keadaan psikologis penyintas yang canggung untuk berbaur di tengah-tengah masyarakat. Rumusan masalah yang diangkat peneliti adalah bagaimana peran fasilitator dalam program pemberdayaan Fopperham serta apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam program pemberdayaan Fopperham di Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu paradigma kontruktivisme dan pendekatan kualitatif dengan adanya keterlibatan langsungmelalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan. Manfaat dari penelitian ini yaitu menguraikan dan memberikan gambaran peran apa saja yang sudah dilakukan fasilitator dalam menjalankan tugasnya. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti diantaranya fasilitator telah menjalankan perannya sebagai pihak yang melakukan usaha pengembangan masyarakat dalam menyelesaikan masalah, mengungkapkan kebutuhan, menghubungkan masyarakat, memberikan informasi. Kewajiban dan tanggungjawab fasilitator dalam program Fopperham seperti analisis motovasi, pemilihan objek perubahan, mencocokan bantuan yang sesuai untuk masyarakat penerima manfaat, penyadaran pentingnya perubahan, dan menentukan prioritas kegiatan. Selain itu kualifikasi fasilitatordalam program Fopperham diantaranya kemampuan berkomunikasi dan inovasi, menghayati profesi dan bangga,mencintai masyarakat, mengetahui isi, nilai, manfaat pemberdayaan, mengetahui latar belakang dan situasi kondisi penerima manfaat, serta latar belakang sosial budaya. Kunci keberhasilan seorang fasilitator dalam menjalankan peran nya pada program Fopperham terlihat dalam kerja kerasnya, mengacu kepada keadaan dan kebutuhan penerima manfaat, menyesuaikan kegiatannya dengan kebutuhan penerima manfaat, dan bertenggang rasa serta memahami dan merasakan sebagai penerima manfaat.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPeran Fasilitatoren_US
dc.subjectPemberdayaan Perempuanen_US
dc.subjectFopperhamen_US
dc.subjectKota Yogyakartaen_US
dc.titlePeran Fasilitator Fopperham Dalam Pendampingan Perempuan Penyintas Hak Asasi Manusia 1965en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record