dc.contributor.author | Bambang Irianto, 2349 | |
dc.contributor.author | Bambang Dwijo Pranowo, 85310169 | |
dc.date.accessioned | 2020-06-29T06:49:42Z | |
dc.date.available | 2020-06-29T06:49:42Z | |
dc.date.issued | 1993 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/21803 | |
dc.description.abstract | Konflik antara pejalan kaki ("pedestrian") dan lalu
lintas kendaraan ("vehicular traffic") terjadi terutama
saat pejalan kaki menyeberangi arus lalu lintas. Adanya.
konflik ini mengakibatkan kemacetan lalu lintas,
terhambatnya pergerakan pejalan kaki, atau bahkan dapat
menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Sinyal penyeberangan
jalan ("pedestrian crossing signal") adalah suatu
perangkat kontrol yang berfungsi untuk mengatur lalu
lintas kendaraan dan pejalan kaki yang akan menyeberang
sehingga menunjang kelancaran, keamanan, dan kenyamanan
bagi pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan.
Tulisan ini menyajikan alternatif pengaturan sistem
operasi sinyal penyeberangan berdasarkan konsep ruang
waktu yang tersedia bagi pejalan kaki serta "delay" yang
terjadi pada kendaraan lalu lintas, atau dipertimbangkan
untuk kepentingan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki
secara proposional sehingga diperoleh sistem pengoperasian
sinyal yang efektif.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa pengeperasian
sinyal penyeberangan di Jalan Malioboro dan Jalan Jendral
Aohmad Yani kurang efektif disebabkan rancangan geometrik
serta pengaturan waktu nyala sinyal yang tidak tepat.
Pada lokasi sinyal penyeberangan Jalan Malioboro dan
Jalan Jendral Achmad Yani lebar "crosswalk" 3 meter,
terlalu besar akibatnya dalam pengaturan waktu sinyal
berdasarkan konsep ruang waktu yang tersedia bagi pejalan
kaki tidak diperoleh harga yang optimum. Agar diperoleh
harga siklus yang optimum lebar "crosswalk" " perlu
dikurangi menjadi 2,5 meter. Waktu siklus yang berlaku
saat penelitian di Jalan Malioboro dan Jalan Jendral
Aohmad Yani masing-masing 102 detik dan 75 detik, waktu
siklus ini belum memberikan hasil yang optimum bagi
kebutuhan pejalan kaki dan lalu lintas kendaraan. Dari
hasil analisis didapatkan siklus optimum sinyal di Jalan
Malioboro 92 detik, sedangkan di Jalan Jendral Achmad
Yani 55 detik. Diharapkan dengan adanya penelitian ini
dapat dipakai sebagai masukan dan bahan pembanding untuk
penelitian lebih lanjut. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Analisis Pengoperasian | en_US |
dc.subject | Sinyal Penyeberangan Jalan | en_US |
dc.subject | Jalan Malioboro | en_US |
dc.subject | Jalan Jendral Achmad Yani Yogyakarta | en_US |
dc.title | Analisis Pengoperasian Sinyal Penyeberangan Jalan di Jalan Malioboro dan Jalan Jendral Achmad Yani Yogyakarta | en_US |