| dc.description.abstract | Pelestarian bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi merupakan sebuah potensi baik bagi kepariwisataan maupun ekonomi. Pelestarian melalui metode konservasi bangunan dengan mengubah fungsi bangunan menjadi fungsi komersial mungkin akan lebih bersifat optimal. Dari aspek ekonomi yaitu maitenance bangunan akan dapat ditutupi dari keuntungan yang diperoleh, sedang dari aspek pariwisata akan dapat menambah objek wisata, dan pendapatan. Hotel Toegoe sebagai salah satu bangunan kolonial di Yogyakarta yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang khas dengan kondisi bangunan yang ada sekarang, memerlukan pemeliharaan dan pelestarian bangunan sehingga dapat lebih eksis. Melalui pengembangan fungsi bangunan yang ada yaitu dengan adanya keterpaduan fungsi akomodasi, bisnis dan apresiasi budaya diharapkan bangunan bisa lebih eksis ditahun-tahun mendatang. Dari keterpaduan fungsi kegiatan tersebut dimana dengan kondisi bangunan maka perlu adanya perancangan kembali tata ruang baik ruang dalam maupun ruang luar, sehingga dapat mewadahi kebutuhan fungsi-fungsi pengembangan.
Hotel Toegoe yang terletak di Jalan Mangkubumi terdiri dari 3 bangunan yang susunan massanya berjajar dari arah utara-selatan. Bangunan ini awalnya merupakan sebuah hotel yang kemudian pada masa agresi militer II dijadikan markas besar Belanda. Bangunan yang kini fungsinya sebagai Bank Jakarta dan rental office, dimana kondisinya sangat tidak terawat. Ditinjau dari kondisi saat ini dan adanya pengembangan fungsi bangunan, akan berpengaruh pada tata ruang dalam dan ruang luar bangunan seperti pola hubungan ruang, sirkulasi maupun organisasi ruang.
Berdasar dari adanya keterpaduan kegiatan akomodasi, bisnis dan apresiasi budaya maka dapat dianalisis adanya ruang-ruang terpadu, yaitu: ruang-ruang yang digunakan sebagai ruang pemersatu yaitu lobby, hall, dan open space. Ruang-ruang yang digunakan oleh kegiatan yang berkarakter sama seperti ruang-ruang pengelola, dapur dan ruang persiapan. Serta ruang serbaguna sebagi ruang multy purpose (mewadahi beberapa kegiatan yaitu konvensi, pertunjukan dan
eksibisi). Dari pola yang diperoleh, maka akan berpengaruh pula pada bentuk organisasi ruang maupun tata massa bangunan. Yang kesemuanya mempengaruhi bentuk sirkulasi yang terjadi baik didalam bangunan maupun diluar bangunan. Selain juga perancangan ulang tata ruang dalam bangunan lama.
Dengan adanya keterpaduan, maka konsep bagi pengembangan Hotel Toegoe, sebagai pelestarian bangunan kuno adalah: menggunakan prinsip-prinsip konservasi dalam menentukan konsep perancangan bangunan. Pada tata massa, konsep pengembangan bentuk massa mengikuti dari bentuk bangunan lama yaitu persegi empat, sedang susunan massa peletakan bangunan baru sebagai background dari bangunan lama. Konsep penampilan bangunan, pada bangunan baru mengikuti pola irama dan rasio proporsi bangunan yang sudah ada. Untuk konsep tata ruang dalam dan ruang luar dengan adanya pengembangan fungsi, yaitu dengan mengubah ruang-ruang pada bangunan lama dengan fungsi baru dan penataan interior yang sesuai. Konsep sirkulasi pada entrance bangunan kaitannya dengan aksesibilitas tetap pada kondisi sekarang. Dari pengembangan fungsi dan keterbatasan site maka konsep perencanaan site adalah dengan memperluas site yang ada ke arah utara. Sedang konsep untuk sistem utilitas dan lansekap merubah dan menata kembali dari kondisi yang sudah ada. | en_US |
